Ringkasan Proyek
A. MANAJEMEN
- Nama Perusahaan : EMPING RASA USAHA
- Nama Pemilik/Pimpinan Perusahaan : Valinda
- Bidang Usaha : Makanan Ringan
- Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja : 15
B. PEMASARAN
- Produk yang Dipasarkan : Emping
- Sasaran Konsumen/Pembeli : Pasar, Swalayan, Toko makanan ringan
- Penetapan Harga Jual : Rp 15.000/bungkus
C. PRODUKSI/OPERASI
- Ketersediaan Bahan Baku : Membeli langsung ke petani melinjo
- Fasilitas/Sarana
Produksi : Perusahaan
kami telah memiliki kendaraan
sebagai
alat untuk pemasaran produk kami.
D. KEUANGAN
1. Total
Pembiayaan Proyek :
2. Modal
Sendiri :
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada ketinggian
tempat 0-1.200 m dpl. Dengan demikian, tanaman melinjo dapat tumbuh di pegunungan
berhawa lembab, bisa juga didataran rendah yang relatif kering. Namun agar
dapat berproduksi secara maksimal, melinjo sebaiknya ditanam di dataran rendah
yang ketinggiannya tidak lebih dari 400 m dpl dan dengan curah hujan sekitar
3.000-5.000 mm/tahun merata sepanjang tahun.
Pohon melinjo sudah dapat dipanen setelah berumur 5-6 tahun. Panen dilakukan dua kali
setahun. Panen besar sekitar bulan Mei-Juli, sedangkan panen kecil sekitar bulan Oktober- Desember. Sedangkan pemungutan bunga dan daun muda dapat dilakukan kapan saja. Hasil melinjo per pohon untuk tanaman melinjo yang sudah dewasa bervariasi antara 15.000-20.000 biji. Menurut petani, tanaman melinjo umur 15 tahun hasil produksi buahnya mencapai 50 kg klatak (buah yang telah dikupas kulitnya) sekali panen, berarti produksi yang diperoleh klatak 100 kg/pohon/tahun.
Berbagai bagian dari pohon melinjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Diantaranya, daun, biji melinjo dan kulit biji melinjo sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk sayur. Selain itu, bijinya juga dapat diolah menjadi emping. dalam mengolah biji melinjo menjadi emping , sebaiknya biji melinjotidak disimpan terlalu lama sebelum diolah menjadi emping. Buah melinjo yang disimpan lebih dari tiga bulan tanpa fasilitas penyimpanan yang baik akan mempengaruhi kualitas emping yang dihasilkan.
Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari biji melinjo yang telah tua. Proses
pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Sejauh ini, emping diekspor ke negara-negara tetangga di antaranya ke Singapura, Malaysia dan Brunei. Bahkan, pasar ekspor yang potensial menjangkau Jepang, Eropa dan Amerika.
Pohon melinjo sudah dapat dipanen setelah berumur 5-6 tahun. Panen dilakukan dua kali
setahun. Panen besar sekitar bulan Mei-Juli, sedangkan panen kecil sekitar bulan Oktober- Desember. Sedangkan pemungutan bunga dan daun muda dapat dilakukan kapan saja. Hasil melinjo per pohon untuk tanaman melinjo yang sudah dewasa bervariasi antara 15.000-20.000 biji. Menurut petani, tanaman melinjo umur 15 tahun hasil produksi buahnya mencapai 50 kg klatak (buah yang telah dikupas kulitnya) sekali panen, berarti produksi yang diperoleh klatak 100 kg/pohon/tahun.
Berbagai bagian dari pohon melinjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Diantaranya, daun, biji melinjo dan kulit biji melinjo sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk sayur. Selain itu, bijinya juga dapat diolah menjadi emping. dalam mengolah biji melinjo menjadi emping , sebaiknya biji melinjotidak disimpan terlalu lama sebelum diolah menjadi emping. Buah melinjo yang disimpan lebih dari tiga bulan tanpa fasilitas penyimpanan yang baik akan mempengaruhi kualitas emping yang dihasilkan.
Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari biji melinjo yang telah tua. Proses
pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Sejauh ini, emping diekspor ke negara-negara tetangga di antaranya ke Singapura, Malaysia dan Brunei. Bahkan, pasar ekspor yang potensial menjangkau Jepang, Eropa dan Amerika.
A. LATAR BELAKANG
Emping Mlinjo adalah salah satu
varian makanan tradisional Indonesia,yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat
luas. Makanan kecil ini berbahan baku biji / buah mlinjo (Gnetum Gnemon) dengan
kualitas terbaik yang diproses secara home industi. Meskipun diproduksi dalam
skala rumahan, namun tetap mengedepankan aspek higienis dalam produksi, serta
penerapan kualiti kontrol yang sangat ketat sehingga menghasilkan kualitas
produk yang prima dengan rasa yang khas.
Emping
melinjo dapat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung kualitas emping. Emping
yang bermutu tinggi adalah emping yang sesuai dengan standar (SNI 01-3712-1995)
yaitu
1.emping yang tipis sehingga kelihatan agak bening
dengan
2. diameter seragam
3.kering sehingga dapat digoreng langsung.
Sampai sekarang, pembuatan
emping yang bermutu tinggi masih belum dapat dilakukan dengan bantuan alat
mekanis pemipih. Emping ini masih harus dipipihkan secara manual oleh pengrajin
emping yang telah berpengalaman. oleh karena pembuatan emping yang bermutu
tinggi masih belum dapat dilakukan dengan bantuan alat mekanis pemipih kami
memproduksi emping berkualitas super dengan bantuan masyarakat desa limpung dan
sekitarnya yang pada umumnya ibu rumah tangga.
BAB
II
GAMBARAN
UMUM
A. NAMA
USAHA
Usaha yang akan dikembangkan diberi nama
“Emping Rasa” dengan badan usaha berbentuk CV yang didaftarkan ke notaris
sehingga memiliki badan hukum yang tetap.
B. RENCANA
LOKASI USAHA
Rencana lokasi operasional usaha akan
ditempatkan di daerah yang memenuhi syarat sebagai berikut :
·
Lokasi dekat dengan
kawasan tempat – tempat wisata.
·
Lokasi berada di pusat
keramaian, misalnya di pasar dan perkantoran.
·
Lokasi berada ditengah
kawasan ramai penduduk.
C. TARGET
PELANGGAN
Target pelanggan usaha ini adalah :
semua masyarakat pada umumnya yang ingin membawakan oleh-oleh buat keluarga
atau rekan kerja/teman.
D. JENIS
USAHA
Jenis usaha yang direncanakan sesuai
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki adalah :
1.
Tempat usaha seperti
toko makanan
Target
kami adalah setiap bulan menambah cabang usaha baru, walau tidak menutup
kemungkinan pada bulan yang sama didirikan beberapa cabang usaha sekaligus.
E. KEUNGGULAN
KAMI
Kami memiliki keunggulan antara lain
:
·
Semua bahan baku kami
dapatkan dari petani melinjo langsung sehingga biaya produksi dapat kami tekan
seminim mungkin kemudian emping yang kami produksi merupakan emping berkualitas
super dan tidak memakai bahan pengawet.
F. MODAL
& KEUNTUNGAN
Modal yang kami butuhkan untuk
mendirikan usaha ini plus biaya operasional selama satu bulan pertama adalah
15.000.000 dengan perkiraan laba bersih minimal Rp6.000 per buannya. Sehingga
usaha diperkirakan akan BEP pada bulan ke 10 ( dengan asumsi satu bulan
pertama balum mendapatkan keuntungan
maksimal.
Sedangkan
modal untuk usaha selain warnet adalah mengambil dari beberapa sumber antara
lain :
1.
penambahan modal oleh
pemodal
2.
keuntungan bulanan
pemodal, bila pemodal ingin menambah investasi
3.
keuntungan bulanan
pengelola, bila pengelola ingin ikut menanam saham
4.
dari pemodal lain yang
ingin ikut andil menanamkan saham
5.
dari dana penyusutan
barang yang ternyata tidak terpakai.
G. STRATEGI
PROMOSI
Strategi yang akan kami jalankan pada
usaha ini antara lain :
1.
Bekerja sama dengan
pihak tempat-tempat wisata, mini market, toko makanan ringan, pasar dsb dalam
memperkenalkan produk kami.
2.
Kami akan menjalankan
kembali organisasi yang bergerak di bidang Tata boga serta UKM yang akan
menghimpun mahasiswa dan masyarakat secara umum. Dengan strategi ini, kami
menargetkan bisa mendapatkan tenaga freelancer untuk mempromosikan usaha ini.
H. ANALISIS
SWOT
Strenght :
Ø telah
berpengalaman dalam mendirikan UKM.
Ø Mengetahui
seluk beluk pasar dan konsumen
Ø Memahami
manfaat dari melinjo
Ø Memiliki
strategi system pemasaran dan publikasi yang terstruktur terhadap konsumen
Ø Mampu
menyediakan produk dasar yang baik.
Ø Mampu
menyediakan usaha-usaha lain dalam UKM ini, seperti makanan ringan lainnya.
Weakness :
Ø Tidak
mempunyai tempat sendiri untuk usaha.
Opportunity :
Ø Harga
produk usaha emping lainnya lebih mahal
Ø Lokasi
adalah tempat wisata, pasar, mini market serta toko makanan ringan lainnya.
Ø Konsumen
pelajar dan yang belum terjamah sebagai target konsumen potensial
Threat :
Ø Tempat
wisata hanya ramai pada saat liburan dan hari-hari tertentu saja
Ø Telah
banyak usaha serupa sekitar lokasi.
BAB III
PENJELASAN
a. Tips
menghasilkan emping kwalitas super
Untuk menghasilkan emping
yang berkualitas baik, maka diperlukan kontrol mutu mulai dari pemilihan bahan
baku sampai dengan produk akhir. Berikut penjelasan kontrol mutu yang dilakukan
pada masing-masing tahap:
1. Kontrol Mutu Pada Bahan Baku
Kontrol mutu yang dilakukan pada bahan baku yaitu
pada pemilihan bahan baku dan cara
penyimpanan bahan baku. Pada pemilihan biji melinjo, bila masih ada kulit luarnya, maka biji melinjo dipisah-pisahkan berdasarkan warnanya, yaitu ada yang berwarna hijau, kuning, dan merah. Biji melinjo yang berwarna merah merupakan bahan baku pembuatan emping yang terbaik. Sementara yang berwarna hijau dan kuning biasanya digunakan untuk sayur. Sedangkan untuk penyimpanan bahan baku dibutuhkan tempat dengan sirkulasi udara yang lancar. Biji melinjo yang sudah dikupas kulit luarnya, sebelum digunakan untuk produksi sebaiknya disimpan dahulu supaya kering. Penyimpanan bertujuan untuk memisahkan kulit ari dari daging biji melinjo.
Standar Penyimpanan Bahan Baku yang Baik: Agar biji melinjo dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, caranya yaitu : biji melinjo disimpan di dalam suatu ruangan yang dilengkapi dengan pendingin atau blower. Hal ini berguna untuk :
a. Mencegah kutu/hama pada biji melinjo.
penyimpanan bahan baku. Pada pemilihan biji melinjo, bila masih ada kulit luarnya, maka biji melinjo dipisah-pisahkan berdasarkan warnanya, yaitu ada yang berwarna hijau, kuning, dan merah. Biji melinjo yang berwarna merah merupakan bahan baku pembuatan emping yang terbaik. Sementara yang berwarna hijau dan kuning biasanya digunakan untuk sayur. Sedangkan untuk penyimpanan bahan baku dibutuhkan tempat dengan sirkulasi udara yang lancar. Biji melinjo yang sudah dikupas kulit luarnya, sebelum digunakan untuk produksi sebaiknya disimpan dahulu supaya kering. Penyimpanan bertujuan untuk memisahkan kulit ari dari daging biji melinjo.
Standar Penyimpanan Bahan Baku yang Baik: Agar biji melinjo dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, caranya yaitu : biji melinjo disimpan di dalam suatu ruangan yang dilengkapi dengan pendingin atau blower. Hal ini berguna untuk :
a. Mencegah kutu/hama pada biji melinjo.
b. Agar biji melinjo bisa lebih kering.
c. Menghilangkan debu.
2. Kontrol Mutu pada Tahap Produksi
Pada tahap produksi, kontrol mutu yang dilakukan
adalah sbb:
a. Proses pengempingan, secara fisik dapat ditenggarai dari keseragaman ukuran dan bentuk, kepipihan serta kejernihan emping.
a. Proses pengempingan, secara fisik dapat ditenggarai dari keseragaman ukuran dan bentuk, kepipihan serta kejernihan emping.
b. Dalam proses pengeringan, ada 2 tahap pengeringan.
Tahap pertama, pengeringan
bertujuan untuk memperoh emping yang utuh dan jernih
(kering produksi). Pada tahap ini, lama waktu pengeringan di bawah sinar matahari
selama kurang lebih 15 menit, kemudian segera diangkat. Karena kalau terlalu lama,
maka emping akan keriting/tidak rata dan warnanya akan cepat menjadi kuning.. Tahap kedua, pengeringan bertujuan untuk penyimpanan/kering simpan. Pada tahap ini, emping diangin-anginkan sampai benar-benar kering. Karena kalau tidak benar-benar kering, maka emping akan cepat berjamur dan bentuk emping bisa berubah.
(kering produksi). Pada tahap ini, lama waktu pengeringan di bawah sinar matahari
selama kurang lebih 15 menit, kemudian segera diangkat. Karena kalau terlalu lama,
maka emping akan keriting/tidak rata dan warnanya akan cepat menjadi kuning.. Tahap kedua, pengeringan bertujuan untuk penyimpanan/kering simpan. Pada tahap ini, emping diangin-anginkan sampai benar-benar kering. Karena kalau tidak benar-benar kering, maka emping akan cepat berjamur dan bentuk emping bisa berubah.
3. Kontrol Mutu pada Produk Akhir
Kontrol mutu pada produk
akhir dilakukan antara lain:
i. Memisahkan emping yang utuh dari yang pecah/hancur
i. Memisahkan emping yang utuh dari yang pecah/hancur
ii. Memisahkan emping yang
tipis/pipih dari yang tebal
iii. Memisahkan emping
yang ada bintik hitamnya/keruh.
iv. Pengemasan dilakukan
dalam plastik yang berkualitas baik, tertutup rapat dan rapi.
v. Produk yang sudah
dikemas kemudian disimpat di tempat yang sejuk dan kering dengan memperhatikan
tinggi dan berat tumpukan agar produk tidak rusak/pecah.
b. Proses
pembuatan

pembuataatan emping melinjo memerlukan keabaran
untuk memperoleh hasil yang berkualitas Tenaga kerja produksi, yang sering
disebut pengrajin, umumnya adalah perempuan, yang biasanya berumur paruh baya
(ibu-ibu). Tidak ada kualifikasi khusus yang diperlukan dalam industri emping.
Keahlian membuat emping biasanya didapatkan dari turun-temurun. Bagi pengrajin
emping, pekerjaan membuat emping merupakan pekerjaan sampingan dari pekerjaan
utamanya yaitu bertani. Untuk menghasilkan emping yang berkualitas baik
diperlukan bahan baku yang berkualitas. Biji melinjo yang berkualitas baik
adalah biji melinjo yang sudah tua, yang secara fisik dapat diketahui dari
kulit luar yang berwarna merah dan relatif segar (tidak disimpan terlalu lama).
sekema pembuatanya secara garis besar dapat anda lihat seperti skema di
samping
cara pembuatan emping melinjo



dilakukan dengan bantuan sinar matahari Biji melinjo yang sudah terkelupas cangkangnya langsung dipipihkan dengan cara menggetok/memukul biji melinjo tersebut hingga rata dengan menggunakan martil baja sebanyak 2-3 kali getok.
Emping yang bagus adalah emping yang permukaannya tipis dan tidak cepat. Jadi semakin tipis emping tersebut, maka akan semakin bagus. Apabila ingin membuat emping ukuran yang lebih besar, maka caranya dengan meletakkan secara berdekatan biji melinjo pertama dengan biji melinjo berikutnya. Semakin besar ukuran yang diharapkan, makin banyak biji melinjo yang dibutuhkan.
gambar disamping adalah proses pemecahan dan pemipihan emping

5. Tahap Sortasi Penyotiran bertujuan untuk memisahkan emping sesuai dengan
kualitas. Kualitas fisik dinilai dari keutuhan bentuk, kejernihan, kepipihan
dan bau.
Emping yang telah benar-benar kering, kemudian disortir dahulu. Penyortiran emping
tersebut dilakukan dengan cara:
Emping yang telah benar-benar kering, kemudian disortir dahulu. Penyortiran emping
tersebut dilakukan dengan cara:
a. Memisahkan emping yang utuh dari yang pecah
b. Memisahkan emping yang ada bintik-bintik hitamnya.
c. Memisahkan emping yang tebal dari yang tipis
d. Memisahkan emping yang berasal dari biji melinjo yang masih muda.
Ciri-ciri emping
yang berasal dari biji melinjo yang masih muda yaitu warna empingnya kurang bening
dan ada kerutan-kerutannya.
yang berasal dari biji melinjo yang masih muda yaitu warna empingnya kurang bening
dan ada kerutan-kerutannya.
6.Tahap Pengemasan Setelah emping-emping tersebut disortir berdasarkan
kualitas lalau dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kemasan
plastik dan atau karton. Kemasan plastik biasanya sudah diberi label untuk yang
akan dijual satuan. Emping dimasukkan ke kantong plastik dan ditimbang berat
bersihnya (netto). Setelah itu barulah dipress dengan menggunakan mesin press.
Ukuran kemasan kami mengunakan 0,5 kg dan 1 kg. Sementara untuk kemasan plasti
yang dijual curah, biasanya dalam ukuran 5kg, 10 kg atau 15 kg. Emping-emping
yang sudah dikemas tersebut sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering.
Kemasan karton digunakan untuk pengiriman produk ke tempat yang relatif jauh
dan dalam jumlah besar/curah. Pemakaian kemasan karton bertujuan agar produk
sampai di tempat tujuan dalam kondisi utuh dan baik
c. alat
alat yang dibutuhkan dalam pembuatan emping
Peralatan yang digunakan untuk memproduksi emping
melinjo masih sederhana, mudah diperoleh, dan relatif murah harganya. untuk
melihat produk emping Alat-alat yang diperlukan antara lain:
1. Batu landasan atau yang biasa disebut umpak
Umpak digunakan sebagai tempat/alas untuk memipihkan biji melinjo. Umpak
biasanya
memiliki permukaan yang rata dan licin serta terbuat dari kayu seperti kayu mahoni dan kayu sawo, tetapi ada juga umpak yang terbuat dari batu.. Umur ekonomis umpak biasanya berkisar antara 7-8 tahun. Satu buah umpak harganya berkisar antara ±Rp 30.000 – Rp 40.000. Sedangkan umpak dari baru harganya relatif lebih mahal yaitu mencapai ±Rp150.000,- dengan umur ekonomis > 15 tahun.
memiliki permukaan yang rata dan licin serta terbuat dari kayu seperti kayu mahoni dan kayu sawo, tetapi ada juga umpak yang terbuat dari batu.. Umur ekonomis umpak biasanya berkisar antara 7-8 tahun. Satu buah umpak harganya berkisar antara ±Rp 30.000 – Rp 40.000. Sedangkan umpak dari baru harganya relatif lebih mahal yaitu mencapai ±Rp150.000,- dengan umur ekonomis > 15 tahun.
2. Palu / martil
Martil digunakan untuk memecahkan cangkang/kulit keras serta memipihkan
biji melinjo yang sudah disangrai. Martil tersebut terbuat dari besi baja.
Ukuran berat martil bermacam-macam, mulai dari 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg bahkan
ada yang sampai 3 kg. Semakin berat martil akan semakin bagus emping yang
dihasilkan. Ini karena berat martil menentukan kekuatan pemipihan biji melinjo.
Proses pemipihan yang baik adalah dengan cara memukulkan martil pada biji
melinjo 2-3 kali. Pemukulan yang berkali-kali justru akan membuat emping
pecah/hancur. Sedangkan pemukulan yang lemah akan menghasilkan emping tebal.
Martil yang terbuat dari besi baja tersebut mempunyai umur ekonomis yang cukup
lama yaitu > 20 tahun. Satu buah martil baja harganya ±Rp 40.000,-.
3. Sosok / kape
Serok atau yang biasa disebut kape ini terbuat dari seng. Untuk memindahkan
biji melinjo yang sudah dipipihkan di atas umpak ke anyaman bambu/rigen, maka
digunakan serok/kape. Satu buah serok/kape tersebut harganya ±Rp 5.000 dan
mempunyai umur ekonomis sekitar ±1 tahun.
4. Wajan
Wajan digunakan untuk menyangrai biji melinjo. Wajan tersebut terbuat dari
tanah liat. Harga 1 unit wajan berkisar antara Rp 15.000 – Rp 25.000 dan
mempunyai umur ekonomis antara 6 bulan – 1 tahun.
5. Serok
Serok yang digunakan untuk mengaduk-aduk dan mengangkat biji melinjo yang
disangrai di wajan biasanya terbuat dari stainless steel atau tempurung kelapa
agar tidak karatan. Serok memiliki bagian bawah yang berlubang-lubang. Hal ini
dimaksudkan untuk memisahkan antara pasir dan biji melinjo ketika diangkat dari
wajan. Harga 1 unit serok berkisar antara Rp 5.000 – Rp 10.000 dengan umur
ekonomis 6 bulan – 1 tahun.
6. Anyaman bambu (rigen)
Anyaman bambu/rigen yang digunakan untuk menjemur emping yang telah
dipipihkan
biasanya berukuran 70cm x 80cm dan 60cm x 120cm. Harga satu unit anyaman bambu
tersebut berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000 dengan umur ekonomis rata-rata 6 bulan – 1 tahun.
biasanya berukuran 70cm x 80cm dan 60cm x 120cm. Harga satu unit anyaman bambu
tersebut berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000 dengan umur ekonomis rata-rata 6 bulan – 1 tahun.
7. Tungku
Tungku yang digunakan sebagai pemanas untuk menyangrai biji melinjo terbuat
dari batu bata dengan P x L x T = 20 x 25 x15 cm serta mempunyai umur ekonomis
> 25 tahun. Untuk membuat tungku tersebut biasanya tidak membutuhkan biaya,
atau kalaupun membutuhkan biaya, paling-paling hanya diperlukan ± Rp 2.000 untuk membuat satu unit tungku.
Fungsi tungku ini dapat diganti oleh kompor baik dengan bahan bakar minyak
tanah, briket batubara ataupun gas. Tetapi para pengrajin lebih menyukai
menggunakan tungku batu bata karena panasnya lebih merata dan awet.
8. Mesin pengepres kemasan
Mesin pengepres kemasan ada beberapa jenis, dari yang sederhana sampai yang
modern untuk mengemas secara masal. Di wilayah kami mesin pengepres kemasan
yang umum digunakan, yaitu:
a. Alat pengepres yang menggunakan tangan. Harga 1 unitnya ±Rp350.000,-
dengan umur ekonomis ± 3 tahun.
b. Mesin pengepres semi otomatis yang biasanya disebut mesin sealer
otomatis. Harga 1 unitnya ±Rp 12.000.000 dengan umur ekonomis ±5 tahun.
PERHITUNGAN MODAL
Modal awal keseluruhan Rp
15.000.000
1. peralatan dan alat-alat dapur Rp 2.000.000
2. modal dagang Rp
10.000.000
- Melinjo ( 1 karung besar) Rp 500.000
- Pasir (1 karung) Rp 100.000
- Buah (25 kg) Rp 250.000
- Cabe (25 kg) Rp 375.000
- Bumbu-bumbu (20 kg) Rp 200.000
- Gula (30 kg) Rp 300.000
- Garam (25 kg) Rp 250.000
- Transport Rp 700.000

A. MANAJEMEN
- Nama Perusahaan : EMPING RASA USAHA
- Nama Pemilik/Pimpinan Perusahaan : Valinda
- Bidang Usaha : Makanan Ringan
- Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja : 15
B. PEMASARAN
- Produk yang Dipasarkan : Emping
- Sasaran Konsumen/Pembeli : Pasar, Swalayan, Toko makanan ringan
- Penetapan Harga Jual : Rp 15.000/bungkus
C. PRODUKSI/OPERASI
- Ketersediaan Bahan Baku : Membeli langsung ke petani melinjo
- Fasilitas/Sarana
Produksi : Perusahaan
kami telah memiliki kendaraan
sebagai
alat untuk pemasaran produk kami.
D. KEUANGAN
1. Total
Pembiayaan Proyek :
2. Modal
Sendiri :
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada ketinggian
tempat 0-1.200 m dpl. Dengan demikian, tanaman melinjo dapat tumbuh di pegunungan
berhawa lembab, bisa juga didataran rendah yang relatif kering. Namun agar
dapat berproduksi secara maksimal, melinjo sebaiknya ditanam di dataran rendah
yang ketinggiannya tidak lebih dari 400 m dpl dan dengan curah hujan sekitar
3.000-5.000 mm/tahun merata sepanjang tahun.
Pohon melinjo sudah dapat dipanen setelah berumur 5-6 tahun. Panen dilakukan dua kali
setahun. Panen besar sekitar bulan Mei-Juli, sedangkan panen kecil sekitar bulan Oktober- Desember. Sedangkan pemungutan bunga dan daun muda dapat dilakukan kapan saja. Hasil melinjo per pohon untuk tanaman melinjo yang sudah dewasa bervariasi antara 15.000-20.000 biji. Menurut petani, tanaman melinjo umur 15 tahun hasil produksi buahnya mencapai 50 kg klatak (buah yang telah dikupas kulitnya) sekali panen, berarti produksi yang diperoleh klatak 100 kg/pohon/tahun.
Berbagai bagian dari pohon melinjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Diantaranya, daun, biji melinjo dan kulit biji melinjo sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk sayur. Selain itu, bijinya juga dapat diolah menjadi emping. dalam mengolah biji melinjo menjadi emping , sebaiknya biji melinjotidak disimpan terlalu lama sebelum diolah menjadi emping. Buah melinjo yang disimpan lebih dari tiga bulan tanpa fasilitas penyimpanan yang baik akan mempengaruhi kualitas emping yang dihasilkan.
Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari biji melinjo yang telah tua. Proses
pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Sejauh ini, emping diekspor ke negara-negara tetangga di antaranya ke Singapura, Malaysia dan Brunei. Bahkan, pasar ekspor yang potensial menjangkau Jepang, Eropa dan Amerika.
Pohon melinjo sudah dapat dipanen setelah berumur 5-6 tahun. Panen dilakukan dua kali
setahun. Panen besar sekitar bulan Mei-Juli, sedangkan panen kecil sekitar bulan Oktober- Desember. Sedangkan pemungutan bunga dan daun muda dapat dilakukan kapan saja. Hasil melinjo per pohon untuk tanaman melinjo yang sudah dewasa bervariasi antara 15.000-20.000 biji. Menurut petani, tanaman melinjo umur 15 tahun hasil produksi buahnya mencapai 50 kg klatak (buah yang telah dikupas kulitnya) sekali panen, berarti produksi yang diperoleh klatak 100 kg/pohon/tahun.
Berbagai bagian dari pohon melinjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Diantaranya, daun, biji melinjo dan kulit biji melinjo sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk sayur. Selain itu, bijinya juga dapat diolah menjadi emping. dalam mengolah biji melinjo menjadi emping , sebaiknya biji melinjotidak disimpan terlalu lama sebelum diolah menjadi emping. Buah melinjo yang disimpan lebih dari tiga bulan tanpa fasilitas penyimpanan yang baik akan mempengaruhi kualitas emping yang dihasilkan.
Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari biji melinjo yang telah tua. Proses
pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Sejauh ini, emping diekspor ke negara-negara tetangga di antaranya ke Singapura, Malaysia dan Brunei. Bahkan, pasar ekspor yang potensial menjangkau Jepang, Eropa dan Amerika.
A. LATAR BELAKANG
Emping Mlinjo adalah salah satu
varian makanan tradisional Indonesia,yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat
luas. Makanan kecil ini berbahan baku biji / buah mlinjo (Gnetum Gnemon) dengan
kualitas terbaik yang diproses secara home industi. Meskipun diproduksi dalam
skala rumahan, namun tetap mengedepankan aspek higienis dalam produksi, serta
penerapan kualiti kontrol yang sangat ketat sehingga menghasilkan kualitas
produk yang prima dengan rasa yang khas.
Emping
melinjo dapat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung kualitas emping. Emping
yang bermutu tinggi adalah emping yang sesuai dengan standar (SNI 01-3712-1995)
yaitu
1.emping yang tipis sehingga kelihatan agak bening
dengan
2. diameter seragam
3.kering sehingga dapat digoreng langsung.
Sampai sekarang, pembuatan
emping yang bermutu tinggi masih belum dapat dilakukan dengan bantuan alat
mekanis pemipih. Emping ini masih harus dipipihkan secara manual oleh pengrajin
emping yang telah berpengalaman. oleh karena pembuatan emping yang bermutu
tinggi masih belum dapat dilakukan dengan bantuan alat mekanis pemipih kami
memproduksi emping berkualitas super dengan bantuan masyarakat desa limpung dan
sekitarnya yang pada umumnya ibu rumah tangga.
BAB
II
GAMBARAN
UMUM
A. NAMA
USAHA
Usaha yang akan dikembangkan diberi nama
“Emping Rasa” dengan badan usaha berbentuk CV yang didaftarkan ke notaris
sehingga memiliki badan hukum yang tetap.
B. RENCANA
LOKASI USAHA
Rencana lokasi operasional usaha akan
ditempatkan di daerah yang memenuhi syarat sebagai berikut :
·
Lokasi dekat dengan
kawasan tempat – tempat wisata.
·
Lokasi berada di pusat
keramaian, misalnya di pasar dan perkantoran.
·
Lokasi berada ditengah
kawasan ramai penduduk.
C. TARGET
PELANGGAN
Target pelanggan usaha ini adalah :
semua masyarakat pada umumnya yang ingin membawakan oleh-oleh buat keluarga
atau rekan kerja/teman.
D. JENIS
USAHA
Jenis usaha yang direncanakan sesuai
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki adalah :
1.
Tempat usaha seperti
toko makanan
Target
kami adalah setiap bulan menambah cabang usaha baru, walau tidak menutup
kemungkinan pada bulan yang sama didirikan beberapa cabang usaha sekaligus.
E. KEUNGGULAN
KAMI
Kami memiliki keunggulan antara lain
:
·
Semua bahan baku kami
dapatkan dari petani melinjo langsung sehingga biaya produksi dapat kami tekan
seminim mungkin kemudian emping yang kami produksi merupakan emping berkualitas
super dan tidak memakai bahan pengawet.
F. MODAL
& KEUNTUNGAN
Modal yang kami butuhkan untuk
mendirikan usaha ini plus biaya operasional selama satu bulan pertama adalah
15.000.000 dengan perkiraan laba bersih minimal Rp6.000 per buannya. Sehingga
usaha diperkirakan akan BEP pada bulan ke 10 ( dengan asumsi satu bulan
pertama balum mendapatkan keuntungan
maksimal.
Sedangkan
modal untuk usaha selain warnet adalah mengambil dari beberapa sumber antara
lain :
1.
penambahan modal oleh
pemodal
2.
keuntungan bulanan
pemodal, bila pemodal ingin menambah investasi
3.
keuntungan bulanan
pengelola, bila pengelola ingin ikut menanam saham
4.
dari pemodal lain yang
ingin ikut andil menanamkan saham
5.
dari dana penyusutan
barang yang ternyata tidak terpakai.
G. STRATEGI
PROMOSI
Strategi yang akan kami jalankan pada
usaha ini antara lain :
1.
Bekerja sama dengan
pihak tempat-tempat wisata, mini market, toko makanan ringan, pasar dsb dalam
memperkenalkan produk kami.
2.
Kami akan menjalankan
kembali organisasi yang bergerak di bidang Tata boga serta UKM yang akan
menghimpun mahasiswa dan masyarakat secara umum. Dengan strategi ini, kami
menargetkan bisa mendapatkan tenaga freelancer untuk mempromosikan usaha ini.
H. ANALISIS
SWOT
Strenght :
Ø telah
berpengalaman dalam mendirikan UKM.
Ø Mengetahui
seluk beluk pasar dan konsumen
Ø Memahami
manfaat dari melinjo
Ø Memiliki
strategi system pemasaran dan publikasi yang terstruktur terhadap konsumen
Ø Mampu
menyediakan produk dasar yang baik.
Ø Mampu
menyediakan usaha-usaha lain dalam UKM ini, seperti makanan ringan lainnya.
Weakness :
Ø Tidak
mempunyai tempat sendiri untuk usaha.
Opportunity :
Ø Harga
produk usaha emping lainnya lebih mahal
Ø Lokasi
adalah tempat wisata, pasar, mini market serta toko makanan ringan lainnya.
Ø Konsumen
pelajar dan yang belum terjamah sebagai target konsumen potensial
Threat :
Ø Tempat
wisata hanya ramai pada saat liburan dan hari-hari tertentu saja
Ø Telah
banyak usaha serupa sekitar lokasi.
BAB III
PENJELASAN
a. Tips
menghasilkan emping kwalitas super
Untuk menghasilkan emping
yang berkualitas baik, maka diperlukan kontrol mutu mulai dari pemilihan bahan
baku sampai dengan produk akhir. Berikut penjelasan kontrol mutu yang dilakukan
pada masing-masing tahap:
1. Kontrol Mutu Pada Bahan Baku
Kontrol mutu yang dilakukan pada bahan baku yaitu
pada pemilihan bahan baku dan cara
penyimpanan bahan baku. Pada pemilihan biji melinjo, bila masih ada kulit luarnya, maka biji melinjo dipisah-pisahkan berdasarkan warnanya, yaitu ada yang berwarna hijau, kuning, dan merah. Biji melinjo yang berwarna merah merupakan bahan baku pembuatan emping yang terbaik. Sementara yang berwarna hijau dan kuning biasanya digunakan untuk sayur. Sedangkan untuk penyimpanan bahan baku dibutuhkan tempat dengan sirkulasi udara yang lancar. Biji melinjo yang sudah dikupas kulit luarnya, sebelum digunakan untuk produksi sebaiknya disimpan dahulu supaya kering. Penyimpanan bertujuan untuk memisahkan kulit ari dari daging biji melinjo.
Standar Penyimpanan Bahan Baku yang Baik: Agar biji melinjo dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, caranya yaitu : biji melinjo disimpan di dalam suatu ruangan yang dilengkapi dengan pendingin atau blower. Hal ini berguna untuk :
a. Mencegah kutu/hama pada biji melinjo.
penyimpanan bahan baku. Pada pemilihan biji melinjo, bila masih ada kulit luarnya, maka biji melinjo dipisah-pisahkan berdasarkan warnanya, yaitu ada yang berwarna hijau, kuning, dan merah. Biji melinjo yang berwarna merah merupakan bahan baku pembuatan emping yang terbaik. Sementara yang berwarna hijau dan kuning biasanya digunakan untuk sayur. Sedangkan untuk penyimpanan bahan baku dibutuhkan tempat dengan sirkulasi udara yang lancar. Biji melinjo yang sudah dikupas kulit luarnya, sebelum digunakan untuk produksi sebaiknya disimpan dahulu supaya kering. Penyimpanan bertujuan untuk memisahkan kulit ari dari daging biji melinjo.
Standar Penyimpanan Bahan Baku yang Baik: Agar biji melinjo dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, caranya yaitu : biji melinjo disimpan di dalam suatu ruangan yang dilengkapi dengan pendingin atau blower. Hal ini berguna untuk :
a. Mencegah kutu/hama pada biji melinjo.
b. Agar biji melinjo bisa lebih kering.
c. Menghilangkan debu.
2. Kontrol Mutu pada Tahap Produksi
Pada tahap produksi, kontrol mutu yang dilakukan
adalah sbb:
a. Proses pengempingan, secara fisik dapat ditenggarai dari keseragaman ukuran dan bentuk, kepipihan serta kejernihan emping.
a. Proses pengempingan, secara fisik dapat ditenggarai dari keseragaman ukuran dan bentuk, kepipihan serta kejernihan emping.
b. Dalam proses pengeringan, ada 2 tahap pengeringan.
Tahap pertama, pengeringan
bertujuan untuk memperoh emping yang utuh dan jernih
(kering produksi). Pada tahap ini, lama waktu pengeringan di bawah sinar matahari
selama kurang lebih 15 menit, kemudian segera diangkat. Karena kalau terlalu lama,
maka emping akan keriting/tidak rata dan warnanya akan cepat menjadi kuning.. Tahap kedua, pengeringan bertujuan untuk penyimpanan/kering simpan. Pada tahap ini, emping diangin-anginkan sampai benar-benar kering. Karena kalau tidak benar-benar kering, maka emping akan cepat berjamur dan bentuk emping bisa berubah.
(kering produksi). Pada tahap ini, lama waktu pengeringan di bawah sinar matahari
selama kurang lebih 15 menit, kemudian segera diangkat. Karena kalau terlalu lama,
maka emping akan keriting/tidak rata dan warnanya akan cepat menjadi kuning.. Tahap kedua, pengeringan bertujuan untuk penyimpanan/kering simpan. Pada tahap ini, emping diangin-anginkan sampai benar-benar kering. Karena kalau tidak benar-benar kering, maka emping akan cepat berjamur dan bentuk emping bisa berubah.
3. Kontrol Mutu pada Produk Akhir
Kontrol mutu pada produk
akhir dilakukan antara lain:
i. Memisahkan emping yang utuh dari yang pecah/hancur
i. Memisahkan emping yang utuh dari yang pecah/hancur
ii. Memisahkan emping yang
tipis/pipih dari yang tebal
iii. Memisahkan emping
yang ada bintik hitamnya/keruh.
iv. Pengemasan dilakukan
dalam plastik yang berkualitas baik, tertutup rapat dan rapi.
v. Produk yang sudah
dikemas kemudian disimpat di tempat yang sejuk dan kering dengan memperhatikan
tinggi dan berat tumpukan agar produk tidak rusak/pecah.
b. Proses
pembuatan

pembuataatan emping melinjo memerlukan keabaran
untuk memperoleh hasil yang berkualitas Tenaga kerja produksi, yang sering
disebut pengrajin, umumnya adalah perempuan, yang biasanya berumur paruh baya
(ibu-ibu). Tidak ada kualifikasi khusus yang diperlukan dalam industri emping.
Keahlian membuat emping biasanya didapatkan dari turun-temurun. Bagi pengrajin
emping, pekerjaan membuat emping merupakan pekerjaan sampingan dari pekerjaan
utamanya yaitu bertani. Untuk menghasilkan emping yang berkualitas baik
diperlukan bahan baku yang berkualitas. Biji melinjo yang berkualitas baik
adalah biji melinjo yang sudah tua, yang secara fisik dapat diketahui dari
kulit luar yang berwarna merah dan relatif segar (tidak disimpan terlalu lama).
sekema pembuatanya secara garis besar dapat anda lihat seperti skema di
samping
cara pembuatan emping melinjo



dilakukan dengan bantuan sinar matahari Biji melinjo yang sudah terkelupas cangkangnya langsung dipipihkan dengan cara menggetok/memukul biji melinjo tersebut hingga rata dengan menggunakan martil baja sebanyak 2-3 kali getok.
Emping yang bagus adalah emping yang permukaannya tipis dan tidak cepat. Jadi semakin tipis emping tersebut, maka akan semakin bagus. Apabila ingin membuat emping ukuran yang lebih besar, maka caranya dengan meletakkan secara berdekatan biji melinjo pertama dengan biji melinjo berikutnya. Semakin besar ukuran yang diharapkan, makin banyak biji melinjo yang dibutuhkan.
gambar disamping adalah proses pemecahan dan pemipihan emping

5. Tahap Sortasi Penyotiran bertujuan untuk memisahkan emping sesuai dengan
kualitas. Kualitas fisik dinilai dari keutuhan bentuk, kejernihan, kepipihan
dan bau.
Emping yang telah benar-benar kering, kemudian disortir dahulu. Penyortiran emping
tersebut dilakukan dengan cara:
Emping yang telah benar-benar kering, kemudian disortir dahulu. Penyortiran emping
tersebut dilakukan dengan cara:
a. Memisahkan emping yang utuh dari yang pecah
b. Memisahkan emping yang ada bintik-bintik hitamnya.
c. Memisahkan emping yang tebal dari yang tipis
d. Memisahkan emping yang berasal dari biji melinjo yang masih muda.
Ciri-ciri emping
yang berasal dari biji melinjo yang masih muda yaitu warna empingnya kurang bening
dan ada kerutan-kerutannya.
yang berasal dari biji melinjo yang masih muda yaitu warna empingnya kurang bening
dan ada kerutan-kerutannya.
6.Tahap Pengemasan Setelah emping-emping tersebut disortir berdasarkan
kualitas lalau dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kemasan
plastik dan atau karton. Kemasan plastik biasanya sudah diberi label untuk yang
akan dijual satuan. Emping dimasukkan ke kantong plastik dan ditimbang berat
bersihnya (netto). Setelah itu barulah dipress dengan menggunakan mesin press.
Ukuran kemasan kami mengunakan 0,5 kg dan 1 kg. Sementara untuk kemasan plasti
yang dijual curah, biasanya dalam ukuran 5kg, 10 kg atau 15 kg. Emping-emping
yang sudah dikemas tersebut sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering.
Kemasan karton digunakan untuk pengiriman produk ke tempat yang relatif jauh
dan dalam jumlah besar/curah. Pemakaian kemasan karton bertujuan agar produk
sampai di tempat tujuan dalam kondisi utuh dan baik
c. alat
alat yang dibutuhkan dalam pembuatan emping
Peralatan yang digunakan untuk memproduksi emping
melinjo masih sederhana, mudah diperoleh, dan relatif murah harganya. untuk
melihat produk emping Alat-alat yang diperlukan antara lain:
1. Batu landasan atau yang biasa disebut umpak
Umpak digunakan sebagai tempat/alas untuk memipihkan biji melinjo. Umpak
biasanya
memiliki permukaan yang rata dan licin serta terbuat dari kayu seperti kayu mahoni dan kayu sawo, tetapi ada juga umpak yang terbuat dari batu.. Umur ekonomis umpak biasanya berkisar antara 7-8 tahun. Satu buah umpak harganya berkisar antara ±Rp 30.000 – Rp 40.000. Sedangkan umpak dari baru harganya relatif lebih mahal yaitu mencapai ±Rp150.000,- dengan umur ekonomis > 15 tahun.
memiliki permukaan yang rata dan licin serta terbuat dari kayu seperti kayu mahoni dan kayu sawo, tetapi ada juga umpak yang terbuat dari batu.. Umur ekonomis umpak biasanya berkisar antara 7-8 tahun. Satu buah umpak harganya berkisar antara ±Rp 30.000 – Rp 40.000. Sedangkan umpak dari baru harganya relatif lebih mahal yaitu mencapai ±Rp150.000,- dengan umur ekonomis > 15 tahun.
2. Palu / martil
Martil digunakan untuk memecahkan cangkang/kulit keras serta memipihkan
biji melinjo yang sudah disangrai. Martil tersebut terbuat dari besi baja.
Ukuran berat martil bermacam-macam, mulai dari 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg bahkan
ada yang sampai 3 kg. Semakin berat martil akan semakin bagus emping yang
dihasilkan. Ini karena berat martil menentukan kekuatan pemipihan biji melinjo.
Proses pemipihan yang baik adalah dengan cara memukulkan martil pada biji
melinjo 2-3 kali. Pemukulan yang berkali-kali justru akan membuat emping
pecah/hancur. Sedangkan pemukulan yang lemah akan menghasilkan emping tebal.
Martil yang terbuat dari besi baja tersebut mempunyai umur ekonomis yang cukup
lama yaitu > 20 tahun. Satu buah martil baja harganya ±Rp 40.000,-.
3. Sosok / kape
Serok atau yang biasa disebut kape ini terbuat dari seng. Untuk memindahkan
biji melinjo yang sudah dipipihkan di atas umpak ke anyaman bambu/rigen, maka
digunakan serok/kape. Satu buah serok/kape tersebut harganya ±Rp 5.000 dan
mempunyai umur ekonomis sekitar ±1 tahun.
4. Wajan
Wajan digunakan untuk menyangrai biji melinjo. Wajan tersebut terbuat dari
tanah liat. Harga 1 unit wajan berkisar antara Rp 15.000 – Rp 25.000 dan
mempunyai umur ekonomis antara 6 bulan – 1 tahun.
5. Serok
Serok yang digunakan untuk mengaduk-aduk dan mengangkat biji melinjo yang
disangrai di wajan biasanya terbuat dari stainless steel atau tempurung kelapa
agar tidak karatan. Serok memiliki bagian bawah yang berlubang-lubang. Hal ini
dimaksudkan untuk memisahkan antara pasir dan biji melinjo ketika diangkat dari
wajan. Harga 1 unit serok berkisar antara Rp 5.000 – Rp 10.000 dengan umur
ekonomis 6 bulan – 1 tahun.
6. Anyaman bambu (rigen)
Anyaman bambu/rigen yang digunakan untuk menjemur emping yang telah
dipipihkan
biasanya berukuran 70cm x 80cm dan 60cm x 120cm. Harga satu unit anyaman bambu
tersebut berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000 dengan umur ekonomis rata-rata 6 bulan – 1 tahun.
biasanya berukuran 70cm x 80cm dan 60cm x 120cm. Harga satu unit anyaman bambu
tersebut berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000 dengan umur ekonomis rata-rata 6 bulan – 1 tahun.
7. Tungku
Tungku yang digunakan sebagai pemanas untuk menyangrai biji melinjo terbuat
dari batu bata dengan P x L x T = 20 x 25 x15 cm serta mempunyai umur ekonomis
> 25 tahun. Untuk membuat tungku tersebut biasanya tidak membutuhkan biaya,
atau kalaupun membutuhkan biaya, paling-paling hanya diperlukan ± Rp 2.000 untuk membuat satu unit tungku.
Fungsi tungku ini dapat diganti oleh kompor baik dengan bahan bakar minyak
tanah, briket batubara ataupun gas. Tetapi para pengrajin lebih menyukai
menggunakan tungku batu bata karena panasnya lebih merata dan awet.
8. Mesin pengepres kemasan
Mesin pengepres kemasan ada beberapa jenis, dari yang sederhana sampai yang
modern untuk mengemas secara masal. Di wilayah kami mesin pengepres kemasan
yang umum digunakan, yaitu:
a. Alat pengepres yang menggunakan tangan. Harga 1 unitnya ±Rp350.000,-
dengan umur ekonomis ± 3 tahun.
b. Mesin pengepres semi otomatis yang biasanya disebut mesin sealer
otomatis. Harga 1 unitnya ±Rp 12.000.000 dengan umur ekonomis ±5 tahun.
PERHITUNGAN MODAL
Modal awal keseluruhan Rp
15.000.000
1. peralatan dan alat-alat dapur Rp 2.000.000
2. modal dagang Rp
10.000.000
- Melinjo ( 1 karung besar) Rp 500.000
- Pasir (1 karung) Rp 100.000
- Buah (25 kg) Rp 250.000
- Cabe (25 kg) Rp 375.000
- Bumbu-bumbu (20 kg) Rp 200.000
- Gula (30 kg) Rp 300.000
- Garam (25 kg) Rp 250.000
- Transport Rp 700.000

3. Penyusutan
·
Perabotan
PENUTUP
Demikian proposal yang saya buat, semoga langkah ini
dapat turut andil dalam meningkatkan taraf hidup petani Indonesia dan menambah
lapangan pekerjaan dan memajukan perekonomian Indonesia
3. Penyusutan
·
Perabotan
PENUTUP
Demikian proposal yang saya buat, semoga langkah ini
dapat turut andil dalam meningkatkan taraf hidup petani Indonesia dan menambah
lapangan pekerjaan dan memajukan perekonomian Indonesia
No comments:
Post a Comment