CAPOEIRA, TRAVELLING, STUDY AND LOVE

My LIfe My Adventure

Friday, April 11, 2014

Resensi buku : Dibawah bendera Revolusi Pengarang Ir.Soekarno




Siapa yang  tidak kenal pemimpin kharismatik sekaliber Ir. Soekarno, selain memukau dengan pidatonya yang mampu membakar dada rakyat Indonesia, beliau juga aktif dalam perjuangan melalui media tulisan banyak berbagai pemikiran beliau yang dituangkan ke berbagai tulisan yang menunjukan seluruh media apapun digunakan beliau sebagai alat perjuangannya.

Diantara buku yang paling monumental Soekarno adalah buku “Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I “ di mana isinya adalah kumpulan dari butir-butir gagasan beliau terhadap Indonesia yang dicita-citakan, serta ada beberapa pidato kenegaraan dari sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, diantaranya ada tulisan Islam sontoloyo, menuju Indonesia merdeka, marhaen dan marhaeni, genghis khan maha imprealis asia dan sebagainya.

Yang menarik dari salah satu judul dalam buku tersebut adalah di mana Ir Soekarno dalam tulisan Islam Sontoloya, mengkritik habis-habisan terhadap islam yang cenderung tidak didasarkan kepada ajaran Islam yang sejati, akan tetapi sudah terjadi sinkritisme antara ajaran Islam dengan kebudayaan pribumi sisa-sisa pemikiran animisme, dinamisme, hindu dan budha, sehingga melahirkan islam-islam kejawen yang cenderung kolot yang menjadi dasar mengapa umat islam tertinggal dalam segi sains, teknologi dan sebagainya.

Beliau mencontohkan bahwa ada perdebatan yang sengit antara ulama mengenai halal tidaknya transfusi darah antara orang yang beragama islam dan non islam, ada beberapa ulama menganggap  itu haram, karena tidak boleh disatukan antara darah muslim yang suci dengan darah orang-orang kafir. Ada pula yang beliau bercerita mengenai anaknya dijilat anjing, si anak bingung karena menurut ajaran agama umum harus di basuh dengan tanah hingga tujuh kali, dengan enteng, soekarno menjawab yang  intinya “cuci saja dengan sabun, dahulu di zaman nabi belum ada sabun, makanya memakai tanah”.

Juga dalam pledoinya ”Mencapai Indonesia Merdeka”, ia menggambarkan mengenai praktik imprealisme dan kolonialisme yang dilakukan oleh seluruh dunia terhadap Indonesia, bukan hanya Belanda, akan tetapi dikatakannya seluruh dunia telah mencicipi kekayaan negri ini dengan mengorbankan nilai kemanusiaan dan nyawa manusia, untuk membuat makmur negri penjajah. Serta keinginan merdeka yang tidak bisa ditawar lagi dan yang menarik adalah beliau meramalkan “ ketika ditengah-tengah peperangan asia timur raya akan ku merdekakan bangsaku, dan anehnya kemerdekaan Indonesia 17  agustus 1945 memang perang asia timur raya sedang berkecamuk, padahal tulisan itu dibuat pada tahun 1930-an.

Kelebihan buku Di bawah bendera revolusi, dari segi pemilihan kata sangat mudah dicerna, karena hampir setiap karangan beliau adalah berupa percakapan antar penulis dan pembaca atau menggunakan bahasa percakapan yang ditulis, sehingga penekanan-penekanannya dapat langsung dirasakan oleh penulis dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh berbagai kalangan. Serta memiliki pemikiran-pemikiran yang masih mampu dijadikan pijakan dasar untuk melihat Indonesia di masa lalu maupun masa kini, agar menjadi tata buku masa lalu untuk menyusun tata buku masa depan.

Kekurangan buku, masih menggunakan istilah asing yang sulit untuk dimengerti masyarakat umum serta tidak sesuai dengan sistematik buku pada umumnya, karena berupa kumpulan dari berbagai tulisan yang disatukan berdasarkan judul bukan berdasarkan bab yang terdiri dari pendahuluan hingga kesimpulan dan saran, sehingga pembaca harus betul-betul cermat dan teliti dalam mengkaitkan benang merah antara satu tulisan dengan tulisan yang lain. Serta kelangkaan buku dipasaran ditambah harga yang tidak murah juga faktor selainnya, karena buku ini bertujuan menggugah kesadaran berbangsa Indonesia bukan untuk komersialisasi.

Secara umum buku ini adalah salah satu buku nasional yang wajib di baca, karena berbagai macam manfaat dan kelebihannya serta juga kita dapat melihat dan meninjau kembali gagasan-gagasan beliau yang mungkin masih relevan dalam menghadapi tantangan di zaman sekarang ini, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya khususnya pemikiran tokoh-tokoh yang bersejarah seperti si penyambung lidah rakyat sang panglima besar revolusi Indonesia Ir.Soekarno, marilah kita melihat hikmah yang ditawarkan beliau bukan bergumul sekedar membahas kekurangan dan ketidaksempurnaan beliau setidaknya tak dapat dipungkiri Soekarno adalah salah satu anak terbaik bangsa ini. 

Sumber : fajar iman hasanie

1 comment:

Pantai Timur Pangandaran

Pantai Timur Pangandaran
Snorklling

Capoeira Brasil Indonesia

Capoeira Brasil Indonesia

Gabung Aja Di Kiri

Gabung Aja Di Kiri

Roda

Roda

Maculele Performance

Maculele Performance