CAPOEIRA, TRAVELLING, STUDY AND LOVE

My LIfe My Adventure

Tuesday, February 14, 2017

Pahawang Punya Cerita






           Kali ini saya ingin berbagi cerita dan pengalaman buat para pembaca semua. Trip saya kali ber Elemen “ Air “. Berbeda dari trip saya sebelumnya yang ber Elemen “ Tanah “. Artinya cerita kali ini tanah hanya menjadi persinggahan saja dan Air yang mendominasi disini. Baiklah langsung saja yaa.. Cerita punya cerita perjalanan ini saya lakukan pada tahun 2015 silam, tapi baru sekarang sempat saya tuangkan dalam tulisan. Tepatnya jumat 20 Maret 2015 kami mulai bertemu di titik kumpul yaitu di pelabuhan Merak. Karena sudah berkumpul disini artinya ini adalah pelabuhan yang menjadi sarana untuk penyebarangan oleh transportasi darat menuju ke pulau sumatera dengan menggunakan Kapal Fery penyeberangan yang khusus mengangkut Kendaraan-kendaran darat. Trip saya kali ini yaitu mengcicipi Bumi elemen air yaitu Pulau Pahawang. Pulau Pahawang adalah desa dan pulau di kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Indonesia. Pulau ini terletak lepas Teluk Punduh.


        Pulau pahawang ini pada awal 2013 masih terdengar asing di telinga para travellers, khususnya yang berada di pulau jawa. Karana pahawang ini terletak di pangkal pulau sumatera provinsi lampung, tidak sedikit juga yang pada akhirnya banyak di gandrungi oleh traveller dari pulau jawa khususnya warga Jakarta. Biasanya pulau yang menjadi favorit warga Jakarta adalah kepulauan seribu, selain waktu tempuhnya yang lumayan bisa terjangkau juga biaya transportasi kesana terbilang sangat terjangkau. Apalagi sekarang Dishub juga ikut mengelolanya dengan disediakanya Kapal cepat “Kerapu”, tentunya ini semakin lebih efektif dan efisien di bandingkan dahulu kita harus naik kapal nelayan dan berdesak-desakan. Namun kapal nelayan ini tetap masih ada sebagai opsi traveller, tentunya dengan harga yang lebih murah. Tidak sedikit juga sekarang disediakanya paket-paket perjalanan ke pulau seribu yang sangat bervariasi harganya, ini yang menjadikan pulau-pulau di kepulauan seribu semakin menjadi primadona.


         Cerita punya cerita semakin mengeliatkan objek wisata air di kepualauan seribu ini, tanpa sadar pulau pahawang pun mulai memperlihatkan Tajinya. Hal ini terlihat ketika tahun 2015 saya berkunjung kesana bersama 10 orang traveller yang gokil abis. Malam itu hari jumat sekitar jam 00.00 kami mulai berangkat menggunakan kapal fery tersebut menuju ke palabuhan bakauheni di provinsi lampung. Penyeberangan merak-bakauheni ini memakan waktu sekitar 4 jam, namun sebelum berangkat ada hal menarik disini. Setibanya di dalam kapal, kami langsung mencari spot duduk yang pas buat sekedar rebahan dan duduk. Dibagian paling atas kapal ini model terbuka yang tidak memiliki atapnya. Disitu kami melihat banyak anak-anak kecil dan remaja yang sedang bersiap-siap ingin melompat ke dalam air dari atas ketinggian kapal lebih dari 20 meter. Hal itu sangat menegangkan bagi kami, di malam hari bermodalkan sehelai celana dan baju kaos oblong bahkan ada yang tanpa baju mereka melopat ke dalam air. Tapi mereka melompat bukan Cuma-Cuma, tapi mereka akan melompat bila kita memberikan sedikit uang, yah itung-itung pertunjukan extream yang tidak setiap hari kita lihat. Beberapa orang disitu tidak sedikit juga yang memberikan uang pada anak itu. Kemudian tanpa ragu anak itu langsung lompat ragu ke dalam air, ternyata di air itu masih banyak teman-temanya bermain di sisi badan kapal feri ini. Sungguh tidak ada sedikitpun keraguan dan takut bagi mereka bermain main di pinggir kapal feri, malam hari dan melompat pula dari atas kapal itu sangat menegangkan bagi kami yang melihatnya.



    Akhirnya kapal feri kami pun bertolak dari pelabuhan merak, cuaca pagi hari ini sangat berangin karena memang ini di tengah laut menyeberangi selat sunda. Bagi yang tidak kuat dengan angin ini kita bisa turu satu lantai dari lantai paling atas tadi. Disitu anginya tidak sekencang diatas tadi, karena sebagian dilantai ini ada ruangan yang tertutup dan yang terbuka tapi beratap. Kami lebih memilih di luar yang beratap, disitu kami langsung menumpukan tas kami dan mulai duduk bersandar di tas-tas itu. Sambil menikmati langit malam di selat sunda, semilir angin sunyi yang berbeda dengan Jakarta. Beberapa teman sudah mulai tertidur karena takut mabuk laut karena ini pengalaman pertama mereka naik kapal besar seperti ini ke pulau sumatera. Kalau saya sendiri dari kecil sudah sering bolak balik naik kapal ini dari riau-jakarta jadi sudah terbiasa.



         Tepat jam 04.00 pagi kapal feri yang kami naiki mulai berlabuh di pelabuhan bakauheni. Ketika kami menginjakan kaki di ubin dalam ruangan kedatangan pelabuhan itu dengan senang hati saya mengucapkan kepada 9 orang teman-teman saya “ Selamat Datang Dipulau Sumatera”. Dengan wajah kusut bangun tidur entah sadar atau tidak mereka saat itu yang pasti mereka masih bisa berjalan kaki menuju pintu keluar, karena bus pariwisata sudah menunggu untuk membawa kami ke Pelabuhan Ketapang. Pelabuhan inilah yang akan menjadi titik untuk masuk menuju pulau pahawang di sebrerangnya.

         Sekitar jam 08.00 pagi sabtu itu kami tiba di pelabuhan ketapang dan sudah disiapkan makanan oleh paket tour kami. Lokasinya tepat di pinggir pelabuhan, namun pelabuhan ini hanya untuk perahu-perahun kecil jadi dermaganya juga kecil. Sambil makan di dialam rumah itu ada halaman belakang yang terbuka yang mengarah langsung ke laut. Benar-benar pemandangan yang luar biasa, airnya sangat jernih hingga kita bisa melihat dasarnya sekitar satu meter lebih ke bawah lengkap dengan ikan-ikan kecil bermain di atasnya. Rasa penasaran kami mulai keluar, bagaimana dengan yang ada di pulau sana ya pastinya juga lebih jenih airnya dan banyak biota laut lainya disana. Tanpa berlama-lama jam 09.00 pagi itu kami pulai berangkat dari dermaga kecil di pelabuhan ketapang itu dengan mengunakan perahu bermotor. Perjalanan ke pulau pahawang ini memakan waktu sekitar 45-60 menit, dalam waktu itu kami gunakan untuk mendokumentasikan alam sekitar kami. Mata dimanjakan oleh alam yang indah, sejauh mata memandang hanya ada air dan pulau pulau yang berbukit. Ada sekitar 2 pulau besar disana ketika dalam perjalanan ke pulau pahwang. Disetiap pulau itu terdapat satu gunung besar. Berbeda dengan kepulauan seribu yany terdiri dari pulau-pulau kecil tiada bergunung.


         Akirnya kami sampai di rumah tempat kami menginap di pahawang. Setelah berbenah mempersiapkan barang-barang yang perlu di bawa kami segera menaiki perahu yang membawa kami kesini tadi dan telah di sediakan satu set alat Snorkling untuk melihat alam bawah laut pahawang.  Dalam trip ini ada skitar 4 spot snorkeling yang kami datangi dan itu sangat melelahkan ketiak kita harus keluar masuk air dan berpindah tempat ke spot snorkeling lainya. Namun lelah itu terbayar dengan keindahanya. Alam laut bumi pahawang memang tidak kalah dengan kepulauan seribu. Pulau pulau kecil di skitar kami menambah indahnya spot snorkeling kami siang itu.  Sekitar jam 13.00 kami mampir di sebuah pulau untuk makan siang yang telah di sediapkan sebelumnya. Kemudian sampai jam 3 sore pun kami masih bermain air di sekitaran bumi pahawang ini. Air yang jernih, udara yang bersih dan laut yang tenang karena masih sepi dari para pengunjung semakin terasa tempat pribadi. Karena spot snorkeling yang terlalu banyak pengunjung itu sangat tidak nyaman.





          Sekitar jam 4 sore kami mulai kembali ke penginapan di pulau pahawang tadi, terlihat banyak sekali di pulau itu para pengunjung yang bermain di dermaga hanya untuk berfoto-foto. Terdengar dari logat dan bahasanya kebanyakan dari mereka orang-orang di pulau jawa terutama Jakarta. Setelah bersih-berih diri kami pun mulai di hidangkan makanana malam itu lengkap dengan ikan bakar satu talenan besar yang sangat banyak.  Ternyata tidak semua teman-teman yang suka makan ikan, namun masih ada menu lain yang bisa mereka makan. Sedikit lagu berjudul “ Kemesraan ” dari ciptaan bang iwan fals malam itu dengan gitar kecil yang kami bawa sangat membantu memeriahkan suasana malam hari ini. Lirik-lirik lagu itu seakan menjelma menjadi nyata di hadapan kami. Malam itu hanya kami, lautan dan Pahawang.






           Pagi hari pun menjelma hari minggu itu, segera menyantap sarapan yang telah di sediakan dan saat nya kami pulang kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan pulang kembali ke pelabuhan ketapang, kami mampir dulu ke beberapa pulau di dekat situ sekedar untuk berfoto-foto. Walaupun sudah dalam keadaan bersih-bersih mau pulang, namun air di pulau itu sangat mengoda untuk di cicipi. Tanpa berfikir panjang, karena tidak tahu kapan lagi bisa kemari dengan segera saya melepas baju dan langsung melompat ke dalam air. Teman-teman saya yang cewe hanya melihat saja, karena mereka sudah berdandan total untuk perjalanan pulang ke Jakarta. Akan sayang bila dandanan merake luntur terkena air lagi. Saat itu seorang teman saya yang laki-laki pun tidak tahan melihat saya bermain air waktu itu. Sedikit provokasi dari saya akhirnya membuat dia juga ikut terjun ke dalam air di pulau itu tanpa melepas bajunya. Ini sangat menyenangkan karena ini bukan hal yang bisa kita lakukana satu bulan sekali bahkan satu sekali kita belum tentu bisa merasakan hal yang seperti ini lagi. Karena bila di bandingkan dengan kepulauan seribu perjalanan ke pahawang ini sangat jauh, kita harus naik kapal besar, terus naik bus lagi kemudian harus naik perahu lagi.





          Akhirnya siang itu kami berangkat dan sampai di pelabuhan bakauheni menunggu kapal feri yang akan bersandar untuk kami tumpangi. Semua mata terpana melihat kapal-kapal besar itu dari jembatan masuk, satu persatu kapal itu merapat ke dermaganya dengan mengeluarkan aba-aba seperti bunyi terompet besar. Selamat tinggal Lampung, selamat tinggal pahawang. Satu langkah kaki kami menginjak pintu masuk kapal feri ini resmi kami meninggalkan lampung dan pahawang. Mari kita jaga alam ini, kelak suatu saat agar anak cucu kita bisa juga menikmatinya. Menghormati dan sopan pada penduduk setempat di setiap perjalanan kita itu akan lebih bijaksana. Setiap pengalaman mengajarkan hal-hal baru karena pengalaman adalah guru yang terhebat. Sekian travel story dari saya. See you on the next story.

No comments:

Post a Comment

Pantai Timur Pangandaran

Pantai Timur Pangandaran
Snorklling

Capoeira Brasil Indonesia

Capoeira Brasil Indonesia

Gabung Aja Di Kiri

Gabung Aja Di Kiri

Roda

Roda

Maculele Performance

Maculele Performance