CAPOEIRA, TRAVELLING, STUDY AND LOVE

My LIfe My Adventure

Tuesday, February 7, 2017

Consumer Behavior And Marketing Communications ( Analisa Consumer Motivation )

pascasarajana universitas mercubuana
Pasca Saajana Universitas Mercubuana 2015

BAB I
PENDAHULUAN

               Tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan target pelanggan. Bidang perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan membuang barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

          Memahami perilaku konsumen tidak pernah sederhana, karena perilaku pelanggan berubah. Mereka mungkin tidak berhubungan dengan motivasi mereka lebih dalam, dan mereka mungkin merespon dan terpengaruh dan mengubah pikiran mereka pada menit terakhir. Semua pemasar bisa mendapatkan keuntungan dari pemahaman bagaimana dan mengapa konsumen membeli. Jika Anda tidak mengerti motivasi pelanggan Anda, kebutuhan, dan preferensi Anda akan jatuh ke dalam beberapa kesalahan besar. Keinginan untuk memprediksi perilaku konsumen hasilnya dianggap sebagai masalah yang sangat penting bagi pemasar. Mengisolasi psikologi individu dibangun seperti antara lain sikap, motif, kepribadian dan gaya belajar dan telah digunakan untuk mengidentifikasi prediksi kapasitas mereka untuk perilaku konsumen  dari berbagai tingkat kesuksesan. yang sebenarnya dengan berbagai tingkat sukses. Dalam penelitian ini, kekuatan yang memotivasi perilaku pelanggan dibahas dengan teoritis.

I.I       Latar Belakang
            Kebutuhan manusia –  kebutuhan konsumen – merupakan dasar bagi semua  pemasaran modern. Kebutuhan merupakan intisari dari konsep pemasaran. Kunci  bagi kelangsungan hidup perusahaan, kemampuan untuk memperoleh laba, dan  bertumbuh dalam lingkungan pemasaran yang sangat kompetitif adalah kemampuan untuk mengenali dan memuaskan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi secara lebih baik dan lebih awal daripada pesaingnya. Pada era globalisasi seperti sekarang ini serta seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin pesat sangat mempengaruhi minat para konsumen untuk membeli produk yang beredar di pasaran oleh karena itu  para produsen saling berlomba untuk meningkatkan mutu dan daya jual prodak mereka masing-masing. Sikap dan motivasi para konsumen untuk membeli sangat di perhatikan sekali oleh para produsen. Upaya untuk memuaskan pelanggan sangatlah penting, upaya ini memanglah tidak mudah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mempertahankan pelanggan lebih sulit. Pemahaman terhadap kebutuhan, keinginan dan perilaku konsumen juga sangat penting agar perusahaan dapat menyusun strategi dan  program yang sangat tepat dalam rangka memuaskan pelanggannya, sehingga  perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para  pesaingnya dengan menampilkan produk yang terbaik.
Hal inilah yang kemudian membuat para produsen semakin kreatif untuk mengetahui motivasi apa saja yang memengaruhi para konsumen ketika memutuskan untuk membeli suatu produk. Mereka semakin kreatif membuat  produk yang cukup menarik perhatian para konsumen.

1.2     Permasalahan
Dalam hal motivasi konsumen dimana konsumen dalam memutuskan melakukan pembelian, permasalahan yang ada adalah mengidentifikasi motivasi untuk rekreasi dari turis dan teori apa yang dapat relevan terkait dengan motivasi yang dilakukan turis dalam memutuskan untuk melakukan wisata atau rekreasi.
 1.3    Tujuan
Adapun tujuan dari mngetahui motivasi konsumen dalam perilaku pembelian adalah mengidentifikasi motivasi konsumen untuk berwisata dan pendekatan yang digunakan (literatur) dan membandingkan teori-teori yang relevan dari motivasi konsumen untuk berwisata atau rekreasi.


BAB II
PEMBAHASAN
    Itu selama tahun 1950-an, konsep pemasaran berkembang, dan dengan demikian kebutuhan untuk mempelajari perilaku konsumen diakui. Pemasaran dimulai dengan apa yang dibutuhkan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan nya. Ketika semuanya seputar pelanggan, maka studi perilaku konsumen menjadi suatu keharusan. Sejak konsumen adalah manusia, sebelum kita mulai memahami perilaku konsumen, kita harus menentukan perilaku manusia. Kebutuhan manusia - kebutuhan konsumen – adalah dasar dari semua pemasaran modern. Kebutuhan adalah esensi dari konsep pemasaran. Kunci untuk perusahaan agar survive dalam kelangsungan hidup, profitabilitas & pertumbuhan yang sangat kompetitif pasar adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi & memuaskan , memenuhui kebutuhan konsumen yang lebih baik & lebih cepat dari kompetisi.

       Kekuatan yang mendorong manusia untuk membeli dan menggunakan produk umumnya langsung, seperti ketika seseorang memilih apa yang telah diputuskan untuk makan siang. Sebagai vegan hard-core menunjukkan, bagaimanapun, bahkan konsumsi dasar produk makanan juga dapat berhubungan dengan luas dengan keyakinan tentang apa yang tepat atau diinginkan. Di antara populasi yang lebih umum ada keyakinan yang kuat tentang makanan yang dimodifikasi secara genetik, yang memiliki terbukti sulit untuk mengubah melalui informasi kampanye. Di beberapa kasus, respon emosional yang mendalam membuat komitmen untuk produk. Kadang-kadang orang tidak bahkan sepenuhnya menyadari kekuatan yang mendorong mereka menuju beberapa produk dan jauh dari orang lain. Seringkali seseorang menilai - nya prioritas dan keyakinan tentang dunia - mempengaruhi pilihan ini.

      Untuk memahami motivasi adalah untuk mengerti mengapa konsumen melakukan apa yang mereka lakukan. Mengapa beberapa orang memilih untuk bungee melompat dari jembatan atau pergi arung arung jeram, sedangkan yang lain menghabiskan waktu luang mereka bermain catur atau berkebun? Apakah untuk memuaskan membunuh haus kebosanan, atau untuk mencapai beberapa pengalaman spiritual yang mendalam, kita melakukan segala sesuatu karena suatu alasan, bahkan jika kita tidak bisa mengartikulasikan alasannya (Solomon et al, 2006). Dalam beberapa tahun belakangan, di semakin banyak bidang, baik dasar dan diterapkan, telah terjadi banyak kepentingan yang mempengaruhi pemikiran, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Perilaku konsumen, seperti usaha manusia, adalah salah mengarahkan pada tujuan (Haugtved et al, 2008).

2.1  Pengertian Motivasi      
        Motivasi dalam Bahasa Inggris disebut motivation yang berasal dari Bahasa Latin Movere yang berarti dorongan atau menggerakkan (Setiadi, 2010). Menurut Dirgahunarso Singgih, motivasi atau upaya untuk memenuhi kebutuhan pada seseorang dapat dipakai sebagai alat untuk menggairahkan seseorang untuk giat melakukan kewajibannya tanpa harus diperintah atau diawasi (dalam Zulher, 2012: 76).
        Stephen P. Robbins (2003: 156) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas (intensity), arah (direction), dan usaha terus menerus (persistence) individu menuju pencapaian tujuan. Menurut American Encyclopedia, motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologi dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia (dalam Setiadi, 2010).

   Jadi, secara keseluruhan motivasi dapat diartikan sebagai pemberdaya,  penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan (Setiadi, 2010). Perilaku yang termotivasi diprakarsai pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diartikan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. Karena ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi  penggairahan yang diacu sebagai dorongan (drive). Semakin kuat dorongan tersebut, maka semakin besar pula urgensi respon yang dirasakan.

        Menurut Setiadi (2010), konsumen selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan dan seberapa penting produk yang dibutuhkan dan diinginkan. Oleh karena itu, konsumen akan dihadapkan pada  persoalan motivasi atau pendorong. Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam  pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Menurut Nugroho J.Setiadi (2010), motivasi kosumen bertujuan:
a. Meningkatkan kepuasan.
b. Mempertahankan loyalitas.
c. Efisiensi.
d. Efektivitas.
e. Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dan pembeli atau konsumen.
            Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali  berhubungan dengan kepuasan konsumen (consumer statisfaction) untuk itu  perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen (consumer  statisfaction development) dengan berbagai cara, diantaranya:
1. Mengetahui nilai yang didapat oleh konsumen.
2. Meningkatkan penawaran dengan tiga cara:
        a. Meningkatkan tata nilai konsumen ( perbaian manfaat dan pelayanan) 
        b. Menurunkan biaya nonmoneter ( tenaga kerja dan waktu)
        c. Menurunkan biaya moneter (bahan baku, produksi dan pengiriman)
3. Meningkatkan harapan dan memenuhi harapan konsumen.

2.1.1.  Asas-asas Motivasi Konsumen
            Motivasi mengandung beberapa asas-asas, diantaranya adalah:
a. Asas Mengikutseratakan, berusaha untuk memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses  pengambilan keputusan.
b. Asas Komunikasi, maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujua yang ingin dicapai cara mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi.
c. Asas Pengakuan, maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada konsumen atas prestasi yang dicapinya.
d. Asas Wewenang yang Didelegasikan, maksudnya adalah memberikan kebebasan kepada konsumen untuk mengambil keputusan dan  berkreativitas sebebas-bebasnya tapi masih ada aturan yang membatasi.
 e. Asas Perhatian Timbal Balik, adalah memotivasi para konsumen dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping  berusaha memenuhi kebutuhan yang diharapkan konsumen dari produsen.
Jadi kesimpulannya bahwa asas motivasi yang diterapkan harus dapat meningkatkan produktivitas pembelian dan memberikan kepuasan kepada konsumen. 

2.1.2    Proses Motivasi
           Motivasi mengacu pada proses yang menyebabkan orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Dari psikologis motivasi perspektif terjadi ketika kebutuhan terangsang bahwa konsumen ingin memuaskan. Motif mendorong pembelian dan semua perilaku manusia lainnya (kecuali refleks) (McNeal, 2007). Hasil motivasi akan muncul dengan meyakinkan konsumen untuk membeli perusahaan produk dari pengecer tertentu. 
Setelah kebutuhan memiliki diaktifkan, keadaan dalam kondisi ketegangan ada yang menggerakkan konsumen untuk mencoba untuk mengurangi atau menghilangkan kebutuhan. Sebuah bagian utama dari komponen motivasi adalah Struktur tujuan individu. Tujuan individu maka, memberikan motivasi untuk mencari dan membeli produk yang akan memenuhi kebutuhan konsumen. Di lain kata, tujuan pembelian adalah untuk memenuhi kebutuhan, dan kepuasan kebutuhan yang menyediakan motivasi balik aktivitas belanja konsumen. Ini faktor personal dan budaya bergabung untuk menciptakan keinginan, yang merupakan salah satu manifestasi dari kebutuhan. Sebagai contoh, lapar merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh semua; pada saat kekurangan makanan menciptakan keadaan ketegangan yang dapat dikurangi oleh asupan produk seperti paella, pizza, spaghetti, biskuit cokelat, ikan mentah atau tauge.
Rute spesifik untuk mendorong pengurangan secara budaya dan ditentukan secara individual. Setelah tujuan tercapai, ketegangan berkurang dan motivasi surut (untuk saat ini). Motivasi dapat dijelaskan dalam hal kekuatan, atau daya tarik itu diberikan pada konsumen, atau cara tertentu konsumen mencoba untuk mengurangi ketegangan motivasi (Bettman, 1979).
           
Kategori kebutuhan berdasarkan manfaat yang diharapkan konsumen:
  • Kebutuhan Utilitarian: Produk yang dibeli memberikan manfaat praktis atau fungsional. Contoh dalam telefon seluler, daya tahan baterai telefon, jangkauan jaringan.
·        Kebutuhan Hedonic/ ekspresif: Produk yang dibeli memenuhi kebutuhan psikologis seperti rasa puas,emosional atau fantasi, memelihara konsep-Diri konsumen dan memenuhi kebutuhan sosial, ego/gengsi, atau estetika. Contoh dalam telefon seluler, seperti warna yang bervariasi dan estetika bentuk telepon seluler.

2.1.3    Motivasi dan Kebutuhan Manusia (Konsumen)
            Manusia pada dasarnya mempuyai banyak kebutuhan. Kebutuhan sendiri adalah suatu pembatas antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi sebenarnya. Kebutuhan muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Adapun faktor-faktor yang mendorong munculnya kebutuhan tersebut, yaitu:
 a. Faktor Dalam (biologis & fisiologis): seperti rasa lapar dan haus.
 b. Faktor Luar (lingkungan): seperti aroma makanan.

            Teori Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku seseorang sebagian besar adalah ketidaksadaran, dan bahwa seseorang tidak dapat memahami secara penuh motivasinya sendiri. Ketika seseorang mengamati merek tertentu, ia tidak hanya bereaksi terhadap kemampuan yang dinyatakan produk tersebut, tetapi juga terhadap tanda lain yang kurang disadari seperti bentuk, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek. Satu teknik yang disebut teknik tangga (laddering) memungkinkan kita melacak motivasi sesorang dari motivasi instrumental yang dinyatakan sampai motivasi yang lebih terminal.   
          
            Abraham Maslow mengeluarkan teori motivasinya yang terkenal yaitu Maslow’s Hierarchy of Needs. Dalam teori tersebut, Maslow memberikan lima motivasi utama seseorang melakukan sesuatu, dalam bentuk hirarki. Hirarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Kelima motivasi tersebut adalah:
1. Physiological Needs, meliputi kebutuhan jasmani, seperti lapar, haus, kebutuhan tempat tinggal dan kebutuhan istirahat.
2. Safety Needs, misalnya keamanan dan proteksi.
3. Social Needs, seperti dihormati, berteman dan rasa memiliki.
4. Esteem Needs, adalah kepuasan pribadi, pengakuan dan status.
5. Self-Actualization Needs, yaitu pengembangan pribadi dan realisasi.

Maslow Theory of needs

 Jika dilihat dari aspek perilaku konsumen, teori hierarki kebutuhan maslow memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Perusahaan mengetahui bahwa konsumen berperilaku adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, materiil maupun nonmaterial yang akan memberikan kepuasan kepadanya. 
b. Kebutuhan konsumen berjenjang sesuai dengan kedudukan atau status social ekonominya.
c. Perusahaan akan lebih mudah untuk memberikan alat motivasi yang  paling sesuai untuk merangsang para konsumennya.
Selain itu, teori ini juga memiliki kelemahan, diantaranya:
a. Kebutuhan manusia menurut teori ini adalah hierarkis atau berjenjang, tetapi dalam kenyataannya konsumen menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan manusia itu merupakan siklus. Seperti lapar – makan - lapar lagi – makan lagi dan seterusnya.
b. Walaupun teori ini popular, tetapi belum pernah dicoba kebenarannya karena Maslow mengembangkannya hanya atas dasar pengamatannya saja. Jadi belum pernah diuji kebenarannya.
Selanjutnya Herzberg mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan factor yang membuat orang puas (Setiadi, 2010). Kelebihan dari teori ini adalah:
a.  Teori ini dikemukakan atas dasar penelitiannya. 
b. Dapat mengetahui apa yang harus dihindari dan apa yag harus dilakukan agar konsumen merasa puas terhadap suatu produk.
Teori motivasi Herzberg juga memiliki kekurangan, diantaranya:
a.  Teori ini terlalu menyederhanakan sifat kepuasan konsumen. 
b. Teori ini orisinilnya didasarkan atas percontohan sejumlah akuntan dan insinyur. Yang kemudian menimbulkan pertanyaan apakah teori ini  berlaku umum bagi keahlian lain?
Selain Maslow dan Herzberg, David McClelland juga mengembangkan suatu teori motivasi yang disebut sebagai McClelland’s Theory of Learned Needs. Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang individu untuk berperilaku, yaitu: kebutuhan untuk sukses, kebutuhan untuk afiliasi, dan kebutuhan kekuasaan.
1. Kebutuhan Sukses, adalah keinginan manusia untuk mencapai prestasi, reputasi, dan karier yang baik. Seseorang yang memiliki kebutuhan sukses, akan bekerja keras, tekun, dan tabah untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya. Kebutuhan sukses memiliki kesamaan dengan kebutuhan ego dan kebutuhan aktualisasi diri dari kebutuhan aktualisasi diri dari Teori Maslow.
2. Kebutuhan Afiliasi, adalah keinginan manusia untuk membina hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya, ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang-orang yang bisa menerimanya. Seseorang yang memiliki kebutuhan afiliasi akan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial maupun kegiatan yang melibatkan  banyak orang. Ia akan memilih produk dan jasa yang disenangi atau disetujui oleh teman dan kerabat dekatnya. Kebutuhan afiliasi akan memiliki kesamaan dengan kebutuhan sosial dari teori Maslow.
3. Kebutuhan Kekuasaan, adalah keinginan seseorang untuk bisa mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi orang-orang disekitarnya. Tujuannya adalah agar ia bisa mempengaruhi, mengarahkan, dan mengatur orang lain. Kebutuhan sukses memiliki kesamaan dengan kebutuhan aktualisasi diri dari Teori Maslow.

2.2   Hubungan Motivasi Konsumen dengan Keputusan Pembelian

        Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan. Motivasi yang ada pada seseorang (konsumen) akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motivasi. Dalam motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional.

a. Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan kepada kenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta obyektif keadaannya misalnya kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang tersebut dapat diterima.

b. Motivasi emosional dalam pembelian berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat ditangkap oleh pancaindera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat meningkatkan status sosial, peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan emosional (Schiffman, 2007).

2.3       Proses Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang disukai. Namun dua faktor berikut dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal:
(1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan,
(2) motivasi konsumen untuk menuruti orang lain.

Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat memuncul dan mengubah niat pembelian.
Adapun struktur keputusan pembelian dimana setiap keputusan dalam membeli mempunyai komponen-komponennya sebanyak tujuh komponen, antara lain (Sunyoto, Drs, 2012);
1. Keputusan tentang jenis produk
2. Keputusan tentang jenis produk
3. Keputusan tetntang merek
4. Keputusan tentang penjualnya
5. Keputusan tentang jumlah produk
6. Keputusan tentang waktu pembelian
7. Keputusan tentang cara pembayaran

2.3.1    Tahap-Tahap dalam Proses Pembelian
            Dalam melakukan pembelian dari sebelum membeli sampai setelah melakukan pembelian, proses pembelian konsumen melewati tahap-tahap membeli, yang dikonseptualisasikan dalam model lima tahap proses membeli. Antara lain;
1. Pengenalan masalah
2. Pencarian Informasi
3. Penilaian alternatif
4. Keputusan Membeli
5. Perilaku setelah membeli
Model tersebut dapat dilihat dibawah ini;


PengenalanMasalah


Pencarian
Informasi


Penilaian
Alternatif


Keputusan
Membeli


Perilaku
Setelah membeli


Sumber : Radiosunu, 1990
BAB III
STUDI KASUS
Dari semua teori yang dibahas pada Bab sebelumnya tentang motivasi dan keputusan konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian, maka setiap konsumen dapat melakukan beberapa motivasi dalam melakukan sebuah keputusan membeli terhadap suatu produk atau jasa. Dimana saat ini sikap yang dilakukan oleh seorang konsumen dalam melakukan keputusan membeli seringkali mengalami perubahan, dari mulai sikap sosial dan sikap individu yang mendasari dari keputusan tersebut. Dengan begitu maka seorang pemasar dituntut mampu untuk mengikuti apa sebetulnya keinginan di pasar dan apa yang sebetulnya diharapkan oleh konsumen.
-        Motivasi konsumen untuk berwisata
            Pada dasarnya bahwa dalam kegiatan berwisata turis mengalami pergeseran perilaku dan keinginan untuk tujuan berekreasi. Kecenderungan dalam 20 tahun terakhir telah bergerak menjauh dari teori Hirarki Maslow (1943) dan kebutuhan sosial McClelland (1955, 1965) dalam menciptakan lebih terbatas teori terbatas yang menjelaskan aspek sempit terkait perilaku manusia (Mowen & Minor 1998).  -          (Cohen 1979) ; Menggunakan 18 penyataan motivasi, pendidikan, budaya, empiris, relaksasi, senang-senang, dan motivasi sosial.
-          (Cohen 1974); klarifikasi siapa turis, dan penyantuman konsep motivasi berdasar pada topologi peranan lain dari turis
-          (Cohen 1979); Mendeskripsikan kepariwisataan adalah berputar pada “Skala Motivasi” dari lingkungan orang-orang beragama.
-          (Crompton 1979); mengidentifikasi 9 motivasi perjalanan bersenang-senang ; 7 yang mana adalah klasifikasi dan yang bersifat empiris. “Psikologi Sosial” dan kedua “Budaya” (sesuatu yang baru dan pendidikan)
-          (Dann 1981); Literatur penilaian motivasi turis dan metode penelitian. Konsep / pandangan mencakup faktor yang mendorong dan menarik motivasi turis.
-           (Iso-Ahola 1982) ; Menggabungkan teori Dann (1981) survey dan literatur motivasi turis, konsep mencakup model psikologi sosial dari motivasi turis.
-          (Witt dan Wright 1992) ; Pandangan teori dari motivasi dan aplikasinya. Konsep/ pandangan teori harapan dan motivasi untuk menjelaskan motivasi turis.
Seiring dengan perkembangan waktu dan perjalanan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir maka isu utama motivasi konsumen untuk berwisata semakin berubah dan mengikuti tuntutan tentang kebutuhan dari konsumen tersebut.
-        Pearce & Caltabiano 1983) ; Kebutuhan Dasar, Pendapat motivasi wisata dari pengalaman turis sebetulnya yang mana kode empiris dari klasifikasi motivasi berdasar dari analisis Kebutuhan “Maslow”. Hasil mengindikasikan pengalaman positif dan negatif menyoroti perbedaan struktur kebutuhan.
-         Madrigal 1995) ; Nilai Dasar; Nilai individu, tipe kepribadian individu dan golongan gaya berwisata. Empiris dari LOV dan PLOG tipe personality
-        (Skidmore & pyszka 1987) Segmentasi wisata / bersenang-senang dari US International, Empiris ; VALS
-        (Pearce & Caltabiano 1983) ; Kombinasi Hirarki kebutuhan Maslow dan manfaat secara Empiris
-        (Driver, Brown & Peterson 1991) ; Mengidentifikasikan lima kategori dari manfaat pengalaman dalam konsep pengamatan bersenang-senang/waktu luang, psikologi, sosiologi , ekonomi dan lingkungan.
-        (Frochot dan Morrison 2000); Pandangan dari manfaat segmentasi kepada identifikasi penelitian turis konsep/ pandangan 4 tipe aplikasi; pemasaran tujuan berwisata, target pasar spesific, atraksi/event/fasilitas, mengambil keputusan berwisata, karakteristik umum, tantangan dan isu, kelebihan dan kekurangan.
-        Teori Harapan mendasar, menggunakan teori dari model pilihan berlibur dan konsep (Witt & Wright 1992) Pilihan.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari analisa dan pembahasan yang penulis lakukan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu:
1. Motivasi adalah pemberdaya, penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan
2. Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
3. Tujuan motivasi konsumen diantaranya adalah: untuk meningkatkan kepuasan, mempertahankan loyalitas, efisiensi, efektivitas dan menciptakan hubungan yang harmonis antara produsen dan konsumen.
4. Motivasi konsumen mengandung beberapa asas, diantaranya: asas mengikutsertakan, asas komunikasi, asas pengakuan, asas wewenang yang didelegasikan dan asas perhatian timbal balik.


















DAFTAR PUSTAKA






No comments:

Post a Comment

Pantai Timur Pangandaran

Pantai Timur Pangandaran
Snorklling

Capoeira Brasil Indonesia

Capoeira Brasil Indonesia

Gabung Aja Di Kiri

Gabung Aja Di Kiri

Roda

Roda

Maculele Performance

Maculele Performance