CAPOEIRA, TRAVELLING, STUDY AND LOVE

My LIfe My Adventure

Tuesday, July 16, 2013

Diplomasi Seorang Bapak Bangsa PART II

     Untuk itulah sjahrir mengalah dalam perundingan Linggarjati,sebuah keputusan yang dikecam banyak orang bahkan sampai menyebabkan penculikan atas dirinya. ia tahu bahwa Belanda tidak akan serta merta melepas  Indonesia begitu saja, Belanda Pasti akan curang, butir paling penting dalam perjanjian linggarjati bagi sjahrir adalah pengakuan De Facto Belanda atas kedaulatan indonesia, dan bukan masalah wilayah yang diakui. itulah butir yang akan menjadi senjata utama Indonesia menghadapi belanda di mata Sjahrir. berbekal penjanjian, Sjahrir pun menjadi orang indonesia pertama yang berpidato di PBB ketika Belanda melancarkan aksi militer pada 1947. 
       
       Akhir pidato Sjahrir yang memukau, aksi militer belanda dikecam Dunia Internasional sebgai aksi sepihak yang tidak bisa diterima karena Belanda melanggar kesepakatan yang suda dibuat. Akibatnya Belanda pun harus menghentikan aksinya dan nama ' INDONESIA" untuk pertama kalinya digunakan oleh dunia internasional sebagai ganti '' HINDIA BELANDA". isu Indonesia pun berubah menjadi Internasional. Atas nama kebebasan dan keadilan, dukungan internasional mengalir dengan dersanya untuk sebuah Republik Indonesia yang berdaulat penuh. konsekuensinya, Belanda pun secara bertahap makin kehilangan momentum untuk kembali menduduki kembali indonesia. Bahkan ketika pada akhirnya Belanda yang putus asa malah nekad melancarkan Aksi militer kedua pada 1848, Dunia internasional secara terbuka mendukung Indonesia dan memaksa Belanda pun mengakui kedaulatan indonesia secara penuh pada tahun 1949 di Den Haag. Perang kemerdekaan telah dimenangkan oleh sang republik muda. itulah kemenangan Sjahrir. ia memenangkan sebuah perang yang sulit dalam waktu empat tahun berbekal kecerdasan berdiplomasi.

       Namun sulit bagi kebanyakan orang indonesai untuk bisa menghargai kemenangan diplomasi Sjahrir. hanya sedikit dari mereka dan juga rekan-rekan Sjahrir yang paham betul mengenai politik dan kekuasaan karena mereka hnya melihat kekuasaan dari segi absolut dan konkritnya saja. Sjahrir bukanlah makhluk politik yang emosional seperti mereka, perhitunganya dingin namun tulus. keputusan Sjahrir untuk mendapatkan pengakuan Belanda dengan harga pengakuan wilayah sebatas jawa, sumatera dan madura dianggap sbagai sebuah tindakan pengecut dan tunduk pada belanda. padahal Sjahrir Paham betul bahwa belanda pada akhirnya hanya akan tunduk pada AS dan Dunia Internasional, dan untuk bisa mendapatkan dukungan mereka indonesia harus terlebih dahulu mendapatkan pengakuan dari belanda. Sjahrir berpacu dengan waktu. ia tahu bahwa belanda pasti akan melancarkan aksi militer untuk menduduki kembali indonesia karena hanya itulah opsi yang tersedia bagi ambisi kolonial mereka. 

    Kesediaan belanda berunding merupakan taktik membeli waktu sembari menyusun kekuatan dan lebih penting lagi adalah upaya belanda merebut hati AS dan Inggris. indonesia harus segera mendapatkan pengakuan dari belanda meskipun hanya secuil sebelum belanda melancarkan serangan militer. memaksakan sebuah pengakuan penuh dari belanda tidak akan membuahkan hasil dan Sjahrir tidak mau mengejar sebuah target yang tidak realistis. ia ingin memenangkan perang dengan serendah mungkin dan dalam waktu secepat mungkin, tidak ada tempat bagi romantisme perang dalam perhitungan Sjahrir.


      Kemenangan atas belanda bukanlah akhir dari segalanya. Sjahrir masih harus berjuang demi republik yang dicintainya. perjuagan Sjharir untuk meletakan landasan nilai-nilai kerakyatan dan kemanusiaan dalam struktur poltik indonesia adalah perang yang jauh lebih sulit untuk dimenangkan. perbedaan pengertian tentang kemenangan, politik dan kekuasaan akhirnya membuat Sjahrir kehilangan dukungan. Rakyat Indoensia masi merupakan masyarakat Feodal yang dikuasai oleh Elite Politik yang Fasis. Politik indonesia masih sangat Emosional, primodial, pimpinan militer disominasi oleh para perwira bekas PETA yang Fasis, dan hanya diimbangi oleh segelintir perwira bekas KNIL yang feodal. Pimpinan sipil nasional pun masi terjebak pada ideologi mereka masing-masing mereka adalah para fanatik yang tidak mampu melihat kedalam konteks yang lebih besar. mereka bukanlah negarawnan. konsep demokrasi yang berbasiskan pada kerakyatan dan kemanusiaan usungan Sjahrir habis diterjang oleh semangat nasionalisyang cenderung fasis dan mengutamakan kekerasan. Ide-ide Sjahrir terlalu ditentang oleh kebanyakan orang dan ia pun kehilangan dukungan dari para pendukungnya yang tidak sabar. 

    Kekhawatirannya bahwa harapan rakyat yang terlampau tinggi akan kemakmuran setelah merdeka bisa berubah menjadi kekecewaan yang mendalam perlahan tapi pasti mulai menjadi kenyataan. kepemimpinan nasional yang tadinya luhur dalam niat dan cita-cita telah terjebak dalam nasionalisme sempit. rakyat dan cita-cita kemerdekaan pun serta merta terabaikan di tengah kekerasan. Sjahrir pun akhirnya kalah perang melawan keganasan bangsanya sendiri, republik yang dicintainya pun jatuh ke tangan nafsu kekuasaan dan patriotisme semu.


NEXT PART III >>

No comments:

Post a Comment

Pantai Timur Pangandaran

Pantai Timur Pangandaran
Snorklling

Capoeira Brasil Indonesia

Capoeira Brasil Indonesia

Gabung Aja Di Kiri

Gabung Aja Di Kiri

Roda

Roda

Maculele Performance

Maculele Performance