Kali ini saya ingin bercerita tentang trip saya bersama sahabat saya yosep ke bali dan explore nusa penida. Pejalanan dimulai pada tanggal 9 Oktober 2016 dengan keberangkatan pesawat dari bandara international Soekarno-Hatta. Tepatnya jam 7 malam, dengan durasi lama penerbangan skitar 2 jam dan tiba di bandara ngurah rai bali sekitar jam 10 malam. Dalam hal ini kita low Buget yaaa, jadi harus pinter-pinter nyari tiket pesawat yang murah ( Alhamdulillah dapat tiket pesawat PP Jkt-bali-jkt 650 ribu). Kebetulan saya punya sahabat yang tinggal di bali tepatnya di kuta. Ini menjadi kesempatan yang bagus mengingat low buget dan untuk pertama kalinya ke bali, jadi dengan adanya sahabat saya si Frans (lae) ini saya dan yosep tidak begitu meraba-raba banget di bali.
Setelah di jemput dengan motor oleh dia dan saya pake
gojek, tibalah kami di kos-kosan si lae ini. Kos nya rapih, bersih dan bagus pastinya
arsitektur bali yang kental kya di film FTV yang suka syuting di bali.
Suasananya yang tenang, begitulah kira-kira yang bisa saya gambarkan. Tanpa
berlama lama mumpung masih jam 10 an si lae pun mengajak kami ke jalanan di
bali sekitar monument Bom Bali.
FYI aja ni,
namanya bali jam 10 malam itu masih terbilang pagi tentunya, dimana orang –
orang masih sibuk dengan aktivitasnya. Club-club malam di sepanjang jalan yang
kami lewati masih terdengar dentuman music-musik yang luar biasa asiknya dan
turis-turis internasional mendominasi di situ termasuk kami turis local yang
mencoba membaur. Tak jauh kami berjalan ternyata ada wahana baru di situ yang
bikin adrenalin memuncak melebihi wahana tornado dan hysteria di dufan menurut
saya. Entah apa namanya tapi bila dilihat ini termasuk extream bagi saya,
Berikut dokumentasinya.
Dengan kapsitas 3 orang di sediakan di wahana tersebut dengan tarikan tali khusus ke atas dan menarik orang yang duduk terpental dengan kecepatan tinggi ke atas itu sangat luar biasa ektrem bagi saya. Mkasud hati pengen mencoba mumpung masih di bali, namun seperti saya bilang di awal tadi kita ini Traveller Low Buget. Jadi segala jenis pengeluaran harus di perhatikan keutamaan nya. Karena trip ini bertujuan ingin mengeksplore alam NUSA PENIDA. Ternyata benar dugaan saya satu orang di kenakan 300 ribu rupiah untuk wahan tersebut WOW dan bila 3 orang jadi 700 ribu ( kalau tidak salah). Niat tersebut pun kami kubur dalam-dalam sedalam lautan hindia. tapi paling tidak ada sedikit dokumenstasi selfie kami di wahana ini.
Lalu mengingat besok dini hari tepatnya senin 10 oktober 2016 kami harus berangkat ke nusa penida maka mala hari ini kamis sudahi jam 11an dan kembali ke kos si lae. Mandi dan bersih-bersih namun saya lupa dari pertama sampai di bali saya belum sholat isya. Bagi yang muslim sejauh apapun perjalanan kalian jangan lupa mengerjakan sholat 5 waktu. Awalnya saya sempat bingung ke mana arah kiblat dan sulit untuk bertanya karena kedua teman saya si yosep dan lae beragama non muslim. Kiblat itu searah dengan matahari terbenam yaitu barat dengan sedikit di geser ke kanan beberapa derajat (bila salah mohon di ralat). Dalam keadaan si lae ngantuk saya bertanya di mana matahari terbit dan dia bilang "kesana" OK saya tinggal ambil arah yang berlawan dan terus sholat dan segera tidur.
Hari Ke-2, 10 Oktober 2016
Pagi itu saya bangun jam
4 subuh dan membangunkan kedua sahabat saya si lae dan yosep Walaupun si lae
tidak ikut. Yang paling utama harus di bangunkan adalah si yosep ini yang masih
tertidur pulas. Mengingat jauhnya perjalanan kami menuju pelabuhan padang bai
untuk menyebrang dengan roro ke nusa penida dengan sepeda motor kita harus
cepat berangkat. Selasai mandi dan bersiap-siap dengan barang yang seperlunya
kita bawa, skitar jam 4.30 dini hari kami sudah mulai bergerak dari kosan lae
di kuta menuju padang bai. FYI di bali akan lebih leluasa bila kita menyewa
motor untuk jalan-jalan harganya sekitar 50.000-60.000 perhari dan kami sudah
di sediakan motor oleh orang yang tinggal dekat kos si lae.
Perjalanan menuju
padang bai lumayan jauh memakan waktu hampir 2,5 jam. Setiba nya di padang bai
skitar jam 07.00 an pagi dengan celingak-celinguk memperhatikan sekitar
pelabuhan dan kami akhirnya memutuskan untuk bertanya ( bila di tempat asing
kya gini harus berani dan rajin bertanya ). Hasil dari bertanya tadi dengan
bapak-bapak di sekitar ternyata Roro sedang tidak beroperasi karena rusak dan
sedang di perbaiki di Doc. Ini kenyataan yang sulit kami terima dan Di luar
perhitungan saya. Kemudian bapak tersebut menyarankan kami ke pelabuhan
TRIBUANA dengan menggunakan Gangga Express. Dengan segera kami menuju ke lokasi
tersebut dengan banyak bertanya dengan orang-orang dan polisi di tengah jalan
kami temui. Alhasil jam 08.00 an kami sampai ke pelabuhan dan harus parkir inap
kendaraan yang kami bawa. Ternyata ini hanya untuk penumpang saja dan tidak
bisa membawa motor.
Dengan sigap
kami langsung menuju loket pembeliaan tiket kapal menuju pulau nusa penida. FYI
Nusa Penida ini masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Kalungkung di
Provinsi Bali. Di dekat nusa penida ini juga terdapat pulau-pulau kecil lainya
yang tak kalah terkenalnya di telinga para traveller yaitu Nusa Ceningan dan
Nusa Lembongan.
Aknirnya tiket pun
sudah kami dapatkan, angka 4 yang tertulis di tiket itu adalah menunjukan
Uruatan keberangkatan Kapal yang ke 4. Saat itu kapal urutan ke 3 baru saja
begerak ke Penida, jarak tempuh dari pelabuhan tribuan ke pelabuhan buyuk di
nusa penida sekitar 1 jam lamanya dan kami harus menunggu kapal yang dari nusa
penida sedang dalam perjalan ke pelabuhan kami. Harga tiketnya lumayan
terjangakau yaitu Rp. 45.000 dan jasa tangga Rp.5.000 jadi total Rp.50.000 per
orang untuk sekali jalan. Jasa tangga ini adalah tangga yang di angkut oleh buruh setempat untuk
kapal yang merapat ke pelabuhan agar penumpang bisa berjalan keluar menuju pantai. Karena pelabuhan
ini tidak memiliki dermaga seperti pelabuhan pada umumnya. yang terlihat pada foto di bawah ini adalah dermaga terapung yang akan membawa kami sedikit ke tengah laut untuk menaiki Kapal Cepat Gangga Exspress.
FYI, di pulau
ini terdapat 2 SPBU tempat mengisi bahan bakar kendaraan, yang satu ke arah
barat dan yang satu terletak di timur. Pelabuhan ini terletak diantara dua spbu
ini. Jadi tak lama keluar dari pelabuhan menelusuri jalan, kami pun bertemu
spbu yang terletak di seblah kiri jalan. Karena perjalanan ini sangat jauh jadi
harus di pastikan bensin kendaraan dalam keadaan penuh, sebab spbu brikutnya
terletak di arah berlawanan pulau dan kita harus memutari pulau untuk
menemukannya.Perjalanan kami di pulau nusa penida ini pun akhirnya kami mulai dengan berkendara kearah barat pulau dan tak lupa kami mengisi perut kami yang lapar ini dulu.
Di pinggir jalan kami menemukan warung makan yang sepi. Tanpa pikir panjang kami pun langsung berhenti disitu. Kami juga sempat ngobrol dengan ibu pemilik warung. Beliau bilang hari minggu kmaren ada konser band SID (Superman is dead) di nusa penida dan sangat ramai pengunjung yang datang. Makanya saya sedikit heran dengan jalanan yang sangat sepi, ternyata kebanyakan turis sudah pulang kembali ke bali setelah konser selesai.
Sekedar mengingatkan untuk teman-teman yang muslim bila travelling ke bali kita harus jeli memilih tempat makan yang halal tidak mengandung babi (maaf). Karena nusa penida masih masuk provinsi bali jadi mayoritas penduduknya Bergama hindu sama seperti Denpasar. Biar lebih aman, saya memilih makan dengan pesanan nasi goreng pake telur ceplok saja. Oia untuk perjalanan seperti ini persiapkan lah air minum min satu botol air miner 1,5 lt untuk satu orang. Karena untuk menghemat buget ( biasanya di tempat wisata harga air minum lebih mahal dari biasanya) dan juga buat menghemat waktu agar tidak perlu banyak berhenti untuk sekedar beli air minum saja. Harga makan disini masih wajar menurut saya jadi aman lahhh.
Tepat jam 11.35 siang hari kami tiba di Crytal Beach. Pantainya luar biasa bagus dan indahnya bisa di lihat pada foto diatas. Panas nya matahari menyeruak memantulkan kilauan pada air di pantai itu, mungkin karena itu di sebut oleh para turis dengan nama Crytal Beach. Namun panas nya matahari tidak memungkinkan kami untuk menjamah lautnya karena kami masih ada perjalanan yang jauh lagi untuk di tempuh sebelum malam hari. Jadi kami putuskan sekedar berfoto dan istirahat di pondok. Untuk pantai ini hanya di kenakan biaya parkir sekitar Rp.5.000 saja ( kalau tak salah). Lalu skitar 30 menit kemudian kami segera bersiap menuju lokasi selanjutya yaitu Karang Dawa ( Karang Panjang), ini dia lokasi yang teramat sangat saya ingin kunjungi.
Sedangkan angels billabong berada pada lokasi yang sama bersebalahan dengan broken beach, cukup berjalan kaki sekitar 50 meter kami telah menemukanya. Angels billabong terlihat seperti kolam yang terbuat secara alami akibat dari hantaman ombak dari laut, terlihat kolam itu bersebelahan dengan laut. Berhati hati untuk berenang disitu di bagian kirinya lebih dalam dari yang seblah kanan dan banyak terdapat bulu babi di dalamnya. Untuk menuju kebawah sebaiknya berhati-hati karena untuk turun ke lokasi kita harus melawati bebatuan karang yang tajam dan kasar. Berhati hati juga bila ingin berfoto di pinggirnya, walau posisinya lebih tinggi dari air laut namun sewaktu waktu bila ombak besar air ombak akan bisa naik sampai ke atas ke kolam tersebut dan bisa menyeret kita ke dalam laut.
Sebagai orang indonesia itu kita itu memang terkenal keramahannya, keramahan itu yang membuat kami mendapatkan teman baru dan berkenaalan dengan seorang Cewe CAKEP di perjalanan ini namanya Yushofa ( kira-kira begitula kalau di tulis). INGAT ramah dan Modus itu beda yaaa guysss. dia tinggal di china dan liburan sendiri ke bali. WOW Ruar BIASAH.
Cukup lama kami sampai berhasil menemukan pantai atuh, berkat petunjuk arah dari guide yang kami temui di angels billabong dengan melewati Desa Bunga mekar – batu kendik – tenglat- lalu ke pelilit. Pantai atuh ini masuk di wilayah administrasi Desa Pelilit. Akhirnya kami menemukan Pantai atuh. Kendaraan motor tidak bisa di bawah sampai ke tepi pantai karena kondisi pantai terletak di tengah-tengah tebing dan harus di parkirkan di sebuah warung.
Seperti biasa biaya parkir sebesar Rp.5.000 (kalau tidak salah). Motor bisa kita titip sampai besok pagi. Menurut info yang kami dapat dari ibu-ibu pemilik warung, untuk parkir kendaraan bermotor di nusa penida AMAN walau ibuk tersebut saat malam hari pulang ke rumahnya dan motor tetap di tinggal di samping warungnya. Jam 18.00 kurang kami mulai berjalan (Alhamdulillah Langit Masih Terang) menuju pantai yang terletak di bawah dengan menggunakan anak tangga yang sangat vertical dan curam ke bawah sebaiknya sangat diperlukan konsentrasi yang besar, karena tidak ada tali pegangan di kiri dan kananya dan ini sangat berbahaya menurut saya. sebaiknya untuk menuju kesini di usahakan jangan kesorean seperti kami, karena sore yang gelap akan membatasi pandangan dan itu sangat berbahaya apalagi bila malam hari melewati anak tangganya harus mengunakan senter.
Pemandangan sore dari atas anak tangga ini memang luar biasa indahnya MENAKJUBKAN, sebuah pantai di bagian bawah tengah-tengah antara tebing dan bukit. Sejenak kami duduk di anak tangga itu menikmati pemandangan yang luar biasa ini. Hening, sepi tenang dan sejuk, itulah yang yang bisa saya gambarkan suasana saat itu.
Cerita
punya cerita setalah sampai di bawah tepatnya di pantai atuh, kami baru sadar
kalo di pantai yang sudah mau gelap menjelang malam hari itu Cuma ada kami
berdua saja. Namun saat itu kami tidak terlalu memikirkan, yang kami pikirkan
adalah bagaimana sesegera mungkin membangun tenda seadanya buat berteduh dan
tidur mala mini. Dengan segera mengeluarkan perlengakapan yang ada dan yosep
mencari kayu kering untuk di bakar malam ini. Dengan bermodalkan Flysheet 3x3
dan tali kami membuat bivak seadanya beralaskan matras di atas pasir dan lampu
penerangan. Namun beberapa menit kemudian alam berkata lain, tiba-tiba cuaca
berubah denga turunnya hujan gerimis. Lalu segera bergegas kami mencabut
kembali flyshhet tersebut dan memasang nya di saung di sebelah kami dengan Cuma
menutupi bagian depan dan samping saung. Hujan semakin besar dan anginpun tak
kalah besarnya cukup kewalahan memasang tali yang di pasak ke pasir dalam
keadaan hujan badai tersebut.
Namun
akhirnya semua beres, saya tidak sempat mendokumentasikan Saung yang kami tutup
dengan flysheet tersebut karena keadaanya sangat kocar kacir malam itu.
Beruntung saung itu lumayan tinggi dari pasir dan berkeramik, disitu kami
bentang matras dan tidur menghap flysheet yang menutupi kami dari hujan dan
angina dari laut. Walau sedikit-sedikit angin masuk dari sisi kiri dan kanan
kami karena tidak tertutup sempurna, namun kami masih bisa tertidur. Karena memang sudah kecapean tanpa sadar dalam
keadaan hujan badai dan Cuma ada kami berdua di pantai itu, kami pun tertidur
pulas sampai subuh jam 05.00 an kami bangun. Bagaikan di beri kejutan hadiah di pagi
hari yang luar biasa setelah ujian hujan badai tadi malam. Pemandangan pantai
dini hari sayup-sayup matahari baru ingin bangun dari singasananya yang saya
dokumentasi kan. Masyallah sungguh luar biasa.
Akhirnya sekitar jam 09.53 pagi kami tiba di pelabuhan buyuk nusa penida. Sedikit bingung dengan apa kmai harus melanjutkan perjalanan di pulau ini. Di depan pelabuhan yang tidak begitu ramai ini saya melihat sejenis angkot yang membawa penumpang di kapal ini. Namun saya pikir sampai sejauh mana ya angkot ini bisa membawa kami, dan ini akan membatasi gerak kami dan sangat tidak fleksibel untuk kemana-mana. Ketika saya mengunakan toilet umum disitu tiba-tiba seorang ibu yang menjaga toilet itu menawarkan penyewaan sepeda motor kepada kami. Beliau juga pemilik warung di pelabuhan kecil itu juga, kebingungan kami pun mulai memudar karena Alhamdulillah sekali lagi kami di berikan kelancaran. Lalu motor yang tersedia Cuma motor matik Vario techno, setelah bernego untuk harga penyewaan motor ini kepada ibu ini alhasil kami harus bayar Rp. 100.000 untuk satu hari sampe siang esok hari dan beliau juga menambahkan Bensin 1 botol air mineral ukuran 1,5 lt, ini lumayan cukup membantu bagi kami. Setalah bertanya-tanya arah objek wisata pantai Crytal bay, angels billabong, broken beach dan karang dawa. Petunjuk pun mengarahkan kami dengan mulai bergerak ke arah Barat pulau nusa penida.
|
Di pinggir jalan kami menemukan warung makan yang sepi. Tanpa pikir panjang kami pun langsung berhenti disitu. Kami juga sempat ngobrol dengan ibu pemilik warung. Beliau bilang hari minggu kmaren ada konser band SID (Superman is dead) di nusa penida dan sangat ramai pengunjung yang datang. Makanya saya sedikit heran dengan jalanan yang sangat sepi, ternyata kebanyakan turis sudah pulang kembali ke bali setelah konser selesai.
Sekedar mengingatkan untuk teman-teman yang muslim bila travelling ke bali kita harus jeli memilih tempat makan yang halal tidak mengandung babi (maaf). Karena nusa penida masih masuk provinsi bali jadi mayoritas penduduknya Bergama hindu sama seperti Denpasar. Biar lebih aman, saya memilih makan dengan pesanan nasi goreng pake telur ceplok saja. Oia untuk perjalanan seperti ini persiapkan lah air minum min satu botol air miner 1,5 lt untuk satu orang. Karena untuk menghemat buget ( biasanya di tempat wisata harga air minum lebih mahal dari biasanya) dan juga buat menghemat waktu agar tidak perlu banyak berhenti untuk sekedar beli air minum saja. Harga makan disini masih wajar menurut saya jadi aman lahhh.
Setelah
perut kami terisi penuh kami mulai lah perjalanan ini menelusuri jalannan di
pinggir pulau dengan pemandangan hamparan pantai dan tebing di sebelah kanan
saya. Bagi yang takut kulitnya terbakar sengatan cahaya matahari ada baiknya
mempersiapkan cream khususnya atau mengunakan manset atau baju lengan panjang.
Karena nusa penida ini lumayan panas bagi saya, karena memang nusa penida ini
pulau kecil yang di kelilingi oleh laut. Jadi hal ini bisa dijadikan catatan
kecil buat para Traveller. Sambil menikmati angin dan keindahan pepohonan di
kiri kanan kami dan kondisi jalanan yang cukup baik akhirnya kami tiba di spot
pertama kami yaitu Crystal Beach.
Tepat jam 11.35 siang hari kami tiba di Crytal Beach. Pantainya luar biasa bagus dan indahnya bisa di lihat pada foto diatas. Panas nya matahari menyeruak memantulkan kilauan pada air di pantai itu, mungkin karena itu di sebut oleh para turis dengan nama Crytal Beach. Namun panas nya matahari tidak memungkinkan kami untuk menjamah lautnya karena kami masih ada perjalanan yang jauh lagi untuk di tempuh sebelum malam hari. Jadi kami putuskan sekedar berfoto dan istirahat di pondok. Untuk pantai ini hanya di kenakan biaya parkir sekitar Rp.5.000 saja ( kalau tak salah). Lalu skitar 30 menit kemudian kami segera bersiap menuju lokasi selanjutya yaitu Karang Dawa ( Karang Panjang), ini dia lokasi yang teramat sangat saya ingin kunjungi.
Perjalanan pun kami mulai lagi dengan kendaraan matik yang
kami sewa tadi. Awalnya cukup sulit menemukan spot ini, kami banyak bertanya dengan warga di pinggir
jalan yang kami temui, banyak dari mereka juga tidak mengetahui pasti lokasi
ini dan minimnya petunjuk jalan menuju lokasi wisata iniSekitar 1 jam lebih perjalanan tibalah kami ke spot yang paling
menakjubkan luar biasanya bagi saya yaitu karang Dawa.
Nah
liat tuh traveller, mupeng gat tuh liatnya. saya aja masih belum bisa move on
dari tempat ini sampai sekarang saat saya menulis perjalanan ini. Luar biasa
karangnya sesuai namanya karang panjang. sepintas saya lihat seperti
dinosaurus yang besar sedang berendam di laut. FYI untuk menuju kesini jalanan
di nusa penida banyak bercabang-cabang membingungkan dengan petunjuk arah yang
sedikit, jadi alangkah lebih baiknya banyak bertanya dengan orang-orang yang di
temui di jalanan.
Lihatlah
teriknya matahari menghunjam kulit kepala ku, namun itu tidak menyurutkan
semangatku untuk menikmati alam ciptaam Allah SWT ini. Cakrawala membentang di
hadapan mu, angin bernyanyi riang bersama pepohonan dan matahari menyinari
langkah-langkahmu. Alhamdulillah cuaca bagus dan tidak hujan. Jangan lupa
istrirahat dengan mengkonsumsi air kelapa muda di pondok terdekat untuk
mengembalikan ion-ion yang hilang selama dalam perjalanan yang menguras tenaga
tadi. Seperti biasa biaya masuk Cuma dikenakan Rp. 5.000 ( kalau tak salah) di
pangkal jalan masuk. dan harga Es kelapa muda Cuma Rp. 15.000, bagi saya harga
segitu pas dan itu cukup membantu pedagang kecil di pulau itu. Namun untuk
turis asing mereka punya harga yang berbeda untuk es kelapa itu ( lebih mahal
dari turis local). membeli daganan yang di jajaka disana tentunya sangat membantu perekonomian masyarakat setempat.
Kemudian kami
pun kembali melanjutkan perjalanan kami ke Spot wisata yang tak kalah
menawannya dan luar biasanya yang tak kalian temukan di kota metropolitan
yaitu Angels billabong dan Broken Beach. Sebenarnya
urutan lokasi ini lebih dulu setelah Crystal Beach, namun kami sengaja
mengambil spot yang terjauh dahulu mengingat kami berencana ingin bermalam di
Angels billabong ini Tepat pukul 14.41 siang kami tiba di
lokasi tersebut. Broken beach berupa seperti sumur besar bagaikan lobang raksasa bila
di lihat dari atas yang memilki tebing yang berlobang seperti gapura selamat
datang yang mengarah ke laut.
Sedangkan angels billabong berada pada lokasi yang sama bersebalahan dengan broken beach, cukup berjalan kaki sekitar 50 meter kami telah menemukanya. Angels billabong terlihat seperti kolam yang terbuat secara alami akibat dari hantaman ombak dari laut, terlihat kolam itu bersebelahan dengan laut. Berhati hati untuk berenang disitu di bagian kirinya lebih dalam dari yang seblah kanan dan banyak terdapat bulu babi di dalamnya. Untuk menuju kebawah sebaiknya berhati-hati karena untuk turun ke lokasi kita harus melawati bebatuan karang yang tajam dan kasar. Berhati hati juga bila ingin berfoto di pinggirnya, walau posisinya lebih tinggi dari air laut namun sewaktu waktu bila ombak besar air ombak akan bisa naik sampai ke atas ke kolam tersebut dan bisa menyeret kita ke dalam laut.
Kemudian sekitar 1 jam kami
disana bermain air dan Foto-foto bareng Yushofa, tepat jam 4 sore kami mulai lagi perjalanan ke pantai atuh. Awalnya
kami berniat bermalam dengan tenda seadanya di angels billabong namun bagi saya spotnya
kurang pas. Setelah ketemu dengan guide yang merekomendasikan ke kami untuk ke
pantai atuh sore ini karena beliau bilang dekat dan akan keburu sbelum magrib,
kami pun memutuskan untuk menuju ke pantai atuh sore itu. Pantai atuh ini
terletak di seblah timur pulau sedangkan kami di sebelah barat, jadi kemi harus
memutari pulau melewati jalan menerobos jalan kampung tengah pulau menuju sisi
timur pulau tersebut.
Cukup lama kami sampai berhasil menemukan pantai atuh, berkat petunjuk arah dari guide yang kami temui di angels billabong dengan melewati Desa Bunga mekar – batu kendik – tenglat- lalu ke pelilit. Pantai atuh ini masuk di wilayah administrasi Desa Pelilit. Akhirnya kami menemukan Pantai atuh. Kendaraan motor tidak bisa di bawah sampai ke tepi pantai karena kondisi pantai terletak di tengah-tengah tebing dan harus di parkirkan di sebuah warung.
Seperti biasa biaya parkir sebesar Rp.5.000 (kalau tidak salah). Motor bisa kita titip sampai besok pagi. Menurut info yang kami dapat dari ibu-ibu pemilik warung, untuk parkir kendaraan bermotor di nusa penida AMAN walau ibuk tersebut saat malam hari pulang ke rumahnya dan motor tetap di tinggal di samping warungnya. Jam 18.00 kurang kami mulai berjalan (Alhamdulillah Langit Masih Terang) menuju pantai yang terletak di bawah dengan menggunakan anak tangga yang sangat vertical dan curam ke bawah sebaiknya sangat diperlukan konsentrasi yang besar, karena tidak ada tali pegangan di kiri dan kananya dan ini sangat berbahaya menurut saya. sebaiknya untuk menuju kesini di usahakan jangan kesorean seperti kami, karena sore yang gelap akan membatasi pandangan dan itu sangat berbahaya apalagi bila malam hari melewati anak tangganya harus mengunakan senter.
Pemandangan sore dari atas anak tangga ini memang luar biasa indahnya MENAKJUBKAN, sebuah pantai di bagian bawah tengah-tengah antara tebing dan bukit. Sejenak kami duduk di anak tangga itu menikmati pemandangan yang luar biasa ini. Hening, sepi tenang dan sejuk, itulah yang yang bisa saya gambarkan suasana saat itu.
Masuk Hari
Ke-3 Tanggal 11 Oktober 2016
Setalah puas kami mendokumentasikan Sarapan pagi kami ini. Kami bergegas menuju ke warung tempat kami memarkirkan Motor waktu itu dan bergerak kembali menuju pelabuhan tempat kemaren kami tiba di nusa penida. Namun ketika keluar dari jalan warung tersebut kami melihat ada petunjuk arah bertuliskan “ Rumah Pohon dan “ Pulau Seribu”. Karena mumpung sambil lewat kami menngambil arah menuju rumah pohon. Posisinya masih pagi tidak ada tukang parkir yang biasa harus di bayar 5000 ribu. Namun ada pos tempat pendafatran dan di kenakan biaya sebesar Rp. 15.000 untuk masuk ke dalam lokasi rumah pohon. Cerita punya cerita akhirnya masuklah kami dengan menuruni anak tangga di pinggur tebing curam tapi kali ini ada tali pengangan di di seblah kiri jadi lumayan aman. Sekali lagi kami diberikan SARAPAN PAGI yang luar biasa indahnya walau Cuma di pandang namun membuat perut ini lupa akan laparnya pagi ini karena belum makan apa-apa.
Saat
itu hanya ada aku, lautan dan cakrawala. Semua nya berpatisipasi dalam satu
tempat yang membuat tempat itu sangat luar biasa indahnya. Karang yang besar dan
tebing tebing bagaikan dinding besar di sekeliling ku. Tanpa berlama-lama
karena kami harus kembali ke pulau dewata lagi siang ini, segera kami bergegas
meninggal tempat yang indah ini. walaupun kaki terasa berat untuk melangkah meninggalkanya namun harus kami tinggalkan tempat ini. Perjalanan lewat sebelah timur ini sedikit
berbeda dengan ketika arah barat pertama kami pergi waktu itu. Sebelah timur
ini permukiman penduduk lebih banyak di banding sebelag barat, menelusuri
jalanan pinggir laut di pagi hari itu memang sangat menyenangkan segala penat
dan letih seketika hilang entah kemana.
Sisi
timur pantai ini tidak banyak tebing-tebing dan karang-karang raksasa seperti
sebelumnya. Pantainya pun banyak di gunakan untuk membudidayakan seperti
rumput laut dan lain lain. Jadi akan sulit buat main air di pinggirnya. Tak
lama kemudia kami menemukan spot foto yang menarik di pinggir jalan kami ini
seperti yang saya dokumentasikan di bawah.
Spot foto dengan Ikon LOVE dan lengakap dengan papan tuisanya gini pasti sangat laris di jadikan tempat untuk berfoto foto ria apalagi cwe khususnya. Lalu
tanpa berlama-lama kami melanjutkan perjalanan kami menuju pelabuhan tersebut,
lalu tanpa sadar perut mulai terasa lain. Baru teringat kalo pagi ini kami
belum makan apa-apa. Sepanjang jalan kami memperhatikan warung yang menjual
makanan. Alhasil ketemu pedagang kaki lima dengan gerobak di pinggir kanan
jalan. Dengan segera kami berhenti dan bertanya makan apa gerangan yang ibu dan
bapak ini jual, Sekali lagi saya harus hati hati memilih makanan. Saya lihat
itu seperti sayur-sayuran dan terlihat seperti gado-gado atau ketoprak dan
semacamnya. Tanpa berlama-lama saya langsung pesan 2 porsi untuk saya dan
yosep. Ternyata luar biasa enaknya WOW.
Kalo perjalanan seperti ini tidak afdol rasanya kalo kita tidak mencicipi kuliner lokal kaya gini. Cerita punya cerita setelah
ketemu dengan seorang bapak yang berprofesi sebagai guru yang memang sering
sarapan di situ, beliau menjelaskan ke saya kalo makanan yang seperti gado-gado
itu namanya TIPAT SANTOK makanan Khas Bali berisi sayur toge, kacang panjang,
bihun dan lontong, tak lupa juga bumbu kacangnya seperti gado gado dan di
taburi kacang kedele goreng dan kerupuk kacang (pokoknya serba Kacang). Lalu
yang satu lagi Makanan Khas Nusa Penida dan Cuma ada di nusa penida katanya yaitu BUBUR LEDOK berisi bubur dengan jagung, bayam, kacang kedele, abon ikan
tongkol dan sedikit sambel. BEuhhh ini Luar biasa enaknya, 1 porsi Tipat Santok
dan 1 Porsi Bubur ledok sangan Cukup memenuhi gizi dan Porsi saya. untuk harga tenang aja bro cocok banget buat kantong mahasiswa seperti saya, so AMAN.
Masyarakat nusa penida ini memang sangat ramah pada kami. pedagang tersebut bertanya tanya kepada kami, Setelah
bercerita tentang perjalanan kami kepada si bapak guru dan penjual, mereka
kaget tau bahwa kami menginap di pantai atuh karena sebelumnya tidak ada yang
pernah nginap disana. Begitu kata beliau, kami pun antara kaget dan bingung
juga karena hujan badai malam tadi itu Alhamdulillah tidak terjadi hal hal
buruk pada kami. Saat itu jam sudah menunjukan pukul 10.00 pagi dan dengan
segera kami berangakat lagi menuju pelabuhan yang tidak begitu jauh dari tempat
kami makan tadi. Sesampainya di pelabuhan kami mengembalikan motor yang kami
sewa kepada ibu pemilik warung. Sambil menunggu kapal, kami sempatkan ngobrol
panjang bersama ibu itu. Warga nusa penida memang sangat ramah. Ibu made
panggilanya, beliau bilang nanti kalo ada teman yang kesini hubungi saja ibu
yaaa nak, nanti ibu siapkan kendaraan motornya. Sedikit dokumentasi saya
bersama ibu made menjelang pulang kembali ke pulau dewata. masyarakat nusa penida sangat ramah
Akhirnya Kapal Gangga Exspres yang akan membawa kami kembali ke pelabuhan Tribuana Pulau dewata tiba. Sebenarnya masih ada cerita lagi pada saat kami sampai di pulau dewata. Namun kali ini saya ceritakan tentang di nusa penida dulu. Lain kali saya akan tulis mengenai cerita perjalanan kami di pulau dewata. OK
SEE YOU ON NEXT CHAPTER
Kereeenn tripnya, liburan seru explore nusa penida ��
ReplyDeleteYupssss, Ayoo mbak main-main kesana :)
DeleteBali masih jadi mimpi, masih low budget... 😂
ReplyDeletehehe, harus berburu tiket pesawat murah bg, sy kmaren berdua di bali cuma abis 1jt.
DeleteKak keren, informarif buat yg muslim. Cuma sebagai saran dibuat perpart aja kak untuk next. Terlalu panjang.
ReplyDeleteterimakasih masukanya kaka :)
DeleteNanya-nanya boleh ya bang. Kebetulan mau kesana. Keren banget yaa..
ReplyDeleteOOOOw billabong Angel tuh di Nusa Penida, pingin banget ke Billabong n Karang yang bolong ituh next time,, Kece Kak!! Superb...
ReplyDeleteiyaa kaka, bersebelahan dengan broken beach juga :)
Deletejadi satu lokasi ada dua spot MANTAB
Wah...gak sabar jd pgn buru2 ksana. Insya allah bareng bpj awal maret
ReplyDelete