CAPOEIRA, TRAVELLING, STUDY AND LOVE

My LIfe My Adventure

Thursday, December 22, 2016

The Journey Into Nusa Penida





      Kali ini saya ingin bercerita tentang trip saya bersama sahabat saya yosep ke bali dan explore nusa penida. Pejalanan dimulai pada tanggal 9 Oktober 2016 dengan keberangkatan pesawat dari bandara international Soekarno-Hatta. Tepatnya jam 7 malam, dengan durasi lama penerbangan skitar 2 jam dan tiba di bandara ngurah rai bali sekitar jam 10 malam. Dalam hal ini kita low Buget yaaa, jadi harus pinter-pinter nyari tiket pesawat yang murah ( Alhamdulillah dapat tiket pesawat PP Jkt-bali-jkt 650 ribu). Kebetulan saya punya sahabat yang tinggal di bali tepatnya di kuta. Ini menjadi kesempatan yang bagus mengingat low buget dan untuk pertama kalinya ke bali, jadi dengan adanya sahabat saya si Frans (lae) ini saya dan yosep tidak begitu meraba-raba banget di bali.

       Setelah di jemput dengan motor oleh dia dan saya pake gojek, tibalah kami di kos-kosan si lae ini. Kos nya rapih, bersih dan bagus pastinya arsitektur bali yang kental kya di film FTV yang suka syuting di bali. Suasananya yang tenang, begitulah kira-kira yang bisa saya gambarkan. Tanpa berlama lama mumpung masih jam 10 an si lae pun mengajak kami ke jalanan di bali sekitar monument Bom Bali.




      FYI aja ni, namanya bali jam 10 malam itu masih terbilang pagi tentunya, dimana orang – orang masih sibuk dengan aktivitasnya. Club-club malam di sepanjang jalan yang kami lewati masih terdengar dentuman music-musik yang luar biasa asiknya dan turis-turis internasional mendominasi di situ termasuk kami turis local yang mencoba membaur. Tak jauh kami berjalan ternyata ada wahana baru di situ yang bikin adrenalin memuncak melebihi wahana tornado dan hysteria di dufan menurut saya. Entah apa namanya tapi bila dilihat ini termasuk extream bagi saya, Berikut dokumentasinya.



Dengan kapsitas 3 orang di sediakan di wahana tersebut dengan tarikan tali khusus ke atas dan menarik orang yang duduk terpental dengan kecepatan tinggi ke atas itu sangat luar biasa ektrem bagi saya. Mkasud hati pengen mencoba mumpung masih di bali, namun seperti saya bilang di awal tadi kita ini Traveller Low Buget. Jadi segala jenis pengeluaran harus di perhatikan keutamaan nya. Karena trip ini bertujuan ingin mengeksplore  alam NUSA PENIDA. Ternyata benar dugaan saya satu orang di kenakan 300 ribu rupiah untuk wahan tersebut WOW dan bila 3 orang jadi 700 ribu ( kalau tidak salah). Niat tersebut pun kami kubur dalam-dalam sedalam lautan hindia. tapi paling tidak ada sedikit dokumenstasi selfie kami di wahana ini.


      Lalu mengingat besok dini hari tepatnya senin 10 oktober 2016 kami harus berangkat ke nusa penida maka mala hari ini kamis sudahi jam 11an dan kembali ke kos si lae. Mandi dan bersih-bersih namun saya lupa dari pertama sampai di bali saya belum sholat isya. Bagi yang muslim sejauh apapun perjalanan kalian jangan lupa mengerjakan sholat 5 waktu. Awalnya saya sempat bingung ke mana arah kiblat dan sulit untuk bertanya karena kedua teman saya si yosep dan lae beragama non muslim. Kiblat itu searah dengan matahari terbenam yaitu barat dengan sedikit di geser ke kanan beberapa derajat (bila salah mohon di ralat). Dalam keadaan si lae ngantuk saya bertanya di mana matahari terbit dan dia bilang "kesana" OK saya tinggal ambil arah yang berlawan dan terus sholat dan segera tidur.


Hari Ke-2, 10 Oktober 2016

       Pagi itu saya bangun jam 4 subuh dan membangunkan kedua sahabat saya si lae dan yosep Walaupun si lae tidak ikut. Yang paling utama harus di bangunkan adalah si yosep ini yang masih tertidur pulas. Mengingat jauhnya perjalanan kami menuju pelabuhan padang bai untuk menyebrang dengan roro ke nusa penida dengan sepeda motor kita harus cepat berangkat. Selasai mandi dan bersiap-siap dengan barang yang seperlunya kita bawa, skitar jam 4.30 dini hari kami sudah mulai bergerak dari kosan lae di kuta menuju padang bai. FYI di bali akan lebih leluasa bila kita menyewa motor untuk jalan-jalan harganya sekitar 50.000-60.000 perhari dan kami sudah di sediakan motor oleh orang yang tinggal dekat kos si lae.

     Perjalanan menuju padang bai lumayan jauh memakan waktu hampir 2,5 jam. Setiba nya di padang bai skitar jam 07.00 an pagi dengan celingak-celinguk memperhatikan sekitar pelabuhan dan kami akhirnya memutuskan untuk bertanya ( bila di tempat asing kya gini harus berani dan rajin bertanya ). Hasil dari bertanya tadi dengan bapak-bapak di sekitar ternyata Roro sedang tidak beroperasi karena rusak dan sedang di perbaiki di Doc. Ini kenyataan yang sulit kami terima dan Di luar perhitungan saya. Kemudian bapak tersebut menyarankan kami ke pelabuhan TRIBUANA dengan menggunakan Gangga Express. Dengan segera kami menuju ke lokasi tersebut dengan banyak bertanya dengan orang-orang dan polisi di tengah jalan kami temui. Alhasil jam 08.00 an kami sampai ke pelabuhan dan harus parkir inap kendaraan yang kami bawa. Ternyata ini hanya untuk penumpang saja dan tidak bisa membawa motor.

       Dengan sigap kami langsung menuju loket pembeliaan tiket kapal menuju pulau nusa penida. FYI Nusa Penida ini masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Kalungkung di Provinsi Bali. Di dekat nusa penida ini juga terdapat pulau-pulau kecil lainya yang tak kalah terkenalnya di telinga para traveller yaitu Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan.



       Aknirnya tiket pun sudah kami dapatkan, angka 4 yang tertulis di tiket itu adalah menunjukan Uruatan keberangkatan Kapal yang ke 4. Saat itu kapal urutan ke 3 baru saja begerak ke Penida, jarak tempuh dari pelabuhan tribuan ke pelabuhan buyuk di nusa penida sekitar 1 jam lamanya dan kami harus menunggu kapal yang dari nusa penida sedang dalam perjalan ke pelabuhan kami. Harga tiketnya lumayan terjangakau yaitu Rp. 45.000 dan jasa tangga Rp.5.000 jadi total Rp.50.000 per orang untuk sekali jalan. Jasa tangga ini adalah tangga yang di angkut oleh buruh setempat untuk kapal yang merapat ke pelabuhan agar penumpang bisa berjalan keluar menuju pantai. Karena pelabuhan ini tidak memiliki dermaga seperti pelabuhan pada umumnya. yang terlihat pada foto di bawah ini adalah dermaga terapung yang akan membawa kami sedikit ke tengah laut untuk menaiki Kapal Cepat Gangga Exspress.






      Akhirnya sekitar jam 09.53 pagi kami tiba di pelabuhan buyuk nusa penida. Sedikit bingung dengan apa kmai harus melanjutkan perjalanan di pulau ini. Di depan pelabuhan yang tidak begitu ramai ini saya melihat sejenis angkot yang membawa penumpang di kapal ini. Namun saya pikir sampai sejauh mana ya angkot ini bisa membawa kami, dan ini akan membatasi gerak kami dan sangat tidak fleksibel untuk kemana-mana. Ketika saya mengunakan toilet umum disitu tiba-tiba seorang ibu yang menjaga toilet itu menawarkan penyewaan sepeda motor kepada kami. Beliau juga pemilik warung di pelabuhan kecil itu juga, kebingungan kami pun mulai memudar karena Alhamdulillah sekali lagi kami di berikan kelancaran. Lalu motor yang tersedia Cuma motor matik Vario techno, setelah bernego untuk harga penyewaan motor ini kepada ibu ini alhasil kami harus bayar Rp. 100.000 untuk satu hari sampe siang esok hari dan beliau juga menambahkan Bensin 1 botol air mineral ukuran 1,5 lt, ini lumayan cukup membantu bagi kami. Setalah bertanya-tanya arah objek wisata pantai Crytal bay, angels billabong, broken beach dan karang dawa. Petunjuk pun mengarahkan kami dengan mulai bergerak ke arah Barat pulau nusa penida.




        FYI, di pulau ini terdapat 2 SPBU tempat mengisi bahan bakar kendaraan, yang satu ke arah barat dan yang satu terletak di timur. Pelabuhan ini terletak diantara dua spbu ini. Jadi tak lama keluar dari pelabuhan menelusuri jalan, kami pun bertemu spbu yang terletak di seblah kiri jalan. Karena perjalanan ini sangat jauh jadi harus di pastikan bensin kendaraan dalam keadaan penuh, sebab spbu brikutnya terletak di arah berlawanan pulau dan kita harus memutari pulau untuk menemukannya.Perjalanan kami di pulau nusa penida ini pun akhirnya kami mulai dengan berkendara kearah barat pulau dan tak lupa kami mengisi perut kami yang lapar ini dulu. 

       Di pinggir jalan kami menemukan warung makan yang sepi. Tanpa pikir panjang kami pun langsung berhenti disitu. Kami juga sempat ngobrol dengan ibu pemilik warung. Beliau bilang hari minggu kmaren ada konser band SID (Superman is dead) di nusa penida dan sangat ramai pengunjung yang datang. Makanya saya sedikit heran dengan jalanan yang sangat sepi, ternyata kebanyakan turis sudah pulang kembali ke bali setelah konser selesai.



         Sekedar mengingatkan untuk teman-teman yang muslim bila travelling ke bali kita harus jeli memilih tempat makan yang halal tidak mengandung babi (maaf). Karena nusa penida masih masuk provinsi bali jadi mayoritas penduduknya Bergama hindu sama seperti Denpasar. Biar lebih aman, saya memilih makan dengan pesanan nasi goreng pake telur ceplok saja. Oia untuk perjalanan seperti ini persiapkan lah air minum min satu botol air miner 1,5 lt untuk satu orang. Karena untuk menghemat buget ( biasanya di tempat wisata harga air minum lebih mahal dari biasanya) dan juga buat menghemat waktu agar tidak perlu banyak berhenti untuk sekedar beli air minum saja. Harga makan disini masih wajar menurut saya jadi aman lahhh. 

         Setelah perut kami terisi penuh kami mulai lah perjalanan ini menelusuri jalannan di pinggir pulau dengan pemandangan hamparan pantai dan tebing di sebelah kanan saya. Bagi yang takut kulitnya terbakar sengatan cahaya matahari ada baiknya mempersiapkan cream khususnya atau mengunakan manset atau baju lengan panjang. Karena nusa penida ini lumayan panas bagi saya, karena memang nusa penida ini pulau kecil yang di kelilingi oleh laut. Jadi hal ini bisa dijadikan catatan kecil buat para Traveller. Sambil menikmati angin dan keindahan pepohonan di kiri kanan kami dan kondisi jalanan yang cukup baik akhirnya kami tiba di spot pertama kami yaitu Crystal Beach.





       

        Tepat jam 11.35 siang hari kami tiba di Crytal Beach. Pantainya luar biasa bagus dan indahnya bisa di lihat pada foto diatas. Panas nya matahari menyeruak memantulkan kilauan pada air di pantai itu, mungkin karena itu di sebut oleh para turis dengan nama Crytal Beach. Namun panas nya matahari tidak memungkinkan kami untuk menjamah lautnya karena kami masih ada perjalanan yang jauh lagi untuk di tempuh sebelum malam hari. Jadi kami putuskan sekedar berfoto dan istirahat di pondok. Untuk pantai ini hanya di kenakan biaya parkir sekitar Rp.5.000 saja ( kalau tak salah). Lalu skitar 30 menit kemudian kami segera bersiap menuju lokasi selanjutya yaitu Karang Dawa ( Karang Panjang), ini dia lokasi yang teramat sangat saya ingin kunjungi.

        Perjalanan pun kami mulai lagi dengan kendaraan matik yang kami sewa tadi. Awalnya cukup sulit menemukan spot ini,  kami banyak bertanya dengan warga di pinggir jalan yang kami temui, banyak dari mereka juga tidak mengetahui pasti lokasi ini dan minimnya petunjuk jalan menuju lokasi wisata iniSekitar 1 jam lebih perjalanan tibalah kami ke spot yang paling menakjubkan luar biasanya bagi saya yaitu karang Dawa.


         Nah liat tuh traveller, mupeng gat tuh liatnya. saya aja masih belum bisa move on dari tempat ini sampai sekarang saat saya menulis perjalanan ini. Luar biasa karangnya sesuai namanya karang panjang. sepintas saya lihat seperti dinosaurus yang besar sedang berendam di laut. FYI untuk menuju kesini jalanan di nusa penida banyak bercabang-cabang membingungkan dengan petunjuk arah yang sedikit, jadi alangkah lebih baiknya banyak bertanya dengan orang-orang yang di temui di jalanan.



    Lihatlah teriknya matahari menghunjam kulit kepala ku, namun itu tidak menyurutkan semangatku untuk menikmati alam ciptaam Allah SWT ini. Cakrawala membentang di hadapan mu, angin bernyanyi riang bersama pepohonan dan matahari menyinari langkah-langkahmu. Alhamdulillah cuaca bagus dan tidak hujan. Jangan lupa istrirahat dengan mengkonsumsi air kelapa muda di pondok terdekat untuk mengembalikan ion-ion yang hilang selama dalam perjalanan yang menguras tenaga tadi. Seperti biasa biaya masuk Cuma dikenakan Rp. 5.000 ( kalau tak salah) di pangkal jalan masuk. dan harga Es kelapa muda Cuma Rp. 15.000, bagi saya harga segitu pas dan itu cukup membantu pedagang kecil di pulau itu. Namun untuk turis asing mereka punya harga yang berbeda untuk es kelapa itu ( lebih mahal dari turis local). membeli daganan yang di jajaka disana tentunya sangat membantu perekonomian masyarakat setempat.



     Kemudian kami pun kembali melanjutkan perjalanan kami ke Spot wisata yang tak kalah menawannya dan luar biasanya yang tak kalian temukan di kota metropolitan yaitu Angels billabong dan Broken Beach. Sebenarnya urutan lokasi ini lebih dulu setelah Crystal Beach, namun kami sengaja mengambil spot yang terjauh dahulu mengingat kami berencana ingin bermalam di Angels billabong ini Tepat pukul 14.41 siang kami tiba di lokasi tersebut. Broken beach berupa seperti sumur besar bagaikan lobang raksasa bila di lihat dari atas yang memilki tebing yang berlobang seperti gapura selamat datang yang mengarah ke laut.



       Sedangkan angels billabong berada pada lokasi yang sama bersebalahan dengan broken beach, cukup berjalan kaki sekitar 50 meter kami telah menemukanya. Angels billabong terlihat seperti kolam yang terbuat secara alami akibat dari hantaman ombak dari laut, terlihat kolam itu bersebelahan dengan laut. Berhati hati untuk berenang disitu di bagian kirinya lebih dalam dari yang seblah kanan dan banyak terdapat bulu babi di dalamnya. Untuk menuju kebawah sebaiknya berhati-hati karena untuk turun ke lokasi kita harus melawati bebatuan karang yang tajam dan kasar. Berhati hati juga bila ingin berfoto di pinggirnya, walau posisinya lebih tinggi dari air laut namun sewaktu waktu bila ombak besar air ombak akan bisa naik sampai ke atas ke kolam tersebut dan bisa menyeret kita ke dalam laut.




     Sebagai orang indonesia itu kita itu memang terkenal keramahannya, keramahan itu yang membuat kami mendapatkan teman baru dan berkenaalan  dengan seorang Cewe CAKEP di perjalanan ini namanya Yushofa ( kira-kira begitula kalau di tulis). INGAT ramah dan Modus itu beda yaaa guysss. dia tinggal di china dan liburan sendiri ke bali. WOW Ruar BIASAH.






        Kemudian sekitar 1 jam kami disana bermain air dan Foto-foto bareng Yushofa, tepat jam 4 sore kami mulai lagi perjalanan ke pantai atuh. Awalnya kami berniat bermalam dengan tenda seadanya di angels billabong namun bagi saya spotnya kurang pas. Setelah ketemu dengan guide yang merekomendasikan ke kami untuk ke pantai atuh sore ini karena beliau bilang dekat dan akan keburu sbelum magrib, kami pun memutuskan untuk menuju ke pantai atuh sore itu. Pantai atuh ini terletak di seblah timur pulau sedangkan kami di sebelah barat, jadi kemi harus memutari pulau melewati jalan menerobos jalan kampung tengah pulau menuju sisi timur pulau tersebut.





      Cukup lama kami sampai berhasil menemukan pantai atuh, berkat petunjuk arah dari guide yang kami temui di angels billabong dengan melewati Desa Bunga mekar – batu kendik – tenglat- lalu ke pelilit. Pantai atuh ini masuk di wilayah administrasi Desa Pelilit. Akhirnya kami menemukan Pantai atuh. Kendaraan motor tidak bisa di bawah sampai ke tepi pantai karena kondisi pantai terletak di tengah-tengah tebing dan harus di parkirkan di sebuah warung.



     Seperti biasa biaya parkir sebesar Rp.5.000 (kalau tidak salah). Motor bisa kita titip sampai besok pagi. Menurut info yang kami dapat dari ibu-ibu pemilik warung, untuk parkir kendaraan bermotor di nusa penida AMAN walau ibuk tersebut saat malam hari pulang ke rumahnya dan motor tetap di tinggal di samping warungnya. Jam 18.00 kurang kami mulai berjalan (Alhamdulillah Langit Masih Terang) menuju pantai yang terletak di bawah dengan menggunakan anak tangga yang sangat vertical dan curam ke bawah sebaiknya sangat diperlukan konsentrasi yang besar, karena tidak ada tali pegangan di kiri dan kananya dan ini sangat berbahaya menurut saya. sebaiknya untuk menuju kesini di usahakan jangan kesorean seperti kami, karena sore yang gelap akan membatasi pandangan dan itu sangat berbahaya apalagi bila malam hari melewati anak tangganya harus mengunakan senter.

      Pemandangan sore dari atas anak tangga ini memang luar biasa indahnya MENAKJUBKAN, sebuah pantai di bagian bawah tengah-tengah antara tebing dan bukit. Sejenak kami duduk di anak tangga itu menikmati pemandangan yang luar biasa ini. Hening, sepi tenang dan sejuk, itulah yang yang bisa saya gambarkan suasana saat itu.






    Cerita punya cerita setalah sampai di bawah tepatnya di pantai atuh, kami baru sadar kalo di pantai yang sudah mau gelap menjelang malam hari itu Cuma ada kami berdua saja. Namun saat itu kami tidak terlalu memikirkan, yang kami pikirkan adalah bagaimana sesegera mungkin membangun tenda seadanya buat berteduh dan tidur mala mini. Dengan segera mengeluarkan perlengakapan yang ada dan yosep mencari kayu kering untuk di bakar malam ini. Dengan bermodalkan Flysheet 3x3 dan tali kami membuat bivak seadanya beralaskan matras di atas pasir dan lampu penerangan. Namun beberapa menit kemudian alam berkata lain, tiba-tiba cuaca berubah denga turunnya hujan gerimis. Lalu segera bergegas kami mencabut kembali flyshhet tersebut dan memasang nya di saung di sebelah kami dengan Cuma menutupi bagian depan dan samping saung. Hujan semakin besar dan anginpun tak kalah besarnya cukup kewalahan memasang tali yang di pasak ke pasir dalam keadaan hujan badai tersebut.




Namun akhirnya semua beres, saya tidak sempat mendokumentasikan Saung yang kami tutup dengan flysheet tersebut karena keadaanya sangat kocar kacir malam itu. Beruntung saung itu lumayan tinggi dari pasir dan berkeramik, disitu kami bentang matras dan tidur menghap flysheet yang menutupi kami dari hujan dan angina dari laut. Walau sedikit-sedikit angin masuk dari sisi kiri dan kanan kami karena tidak tertutup sempurna, namun kami masih bisa tertidur.  Karena memang sudah kecapean tanpa sadar dalam keadaan hujan badai dan Cuma ada kami berdua di pantai itu, kami pun tertidur pulas sampai subuh jam 05.00 an kami bangun. Bagaikan di beri kejutan hadiah di pagi hari yang luar biasa setelah ujian hujan badai tadi malam. Pemandangan pantai dini hari sayup-sayup matahari baru ingin bangun dari singasananya yang saya dokumentasi kan. Masyallah sungguh luar biasa.







Masuk Hari Ke-3 Tanggal 11 Oktober 2016

Tanpa berlama-lama pagi itu kami di pantai atuh, dengan segera kami berbenah membereskan perlengkapan kami dan kembali naik ke atas bukit menelusuri anak tangga vertical curam itu kembali. Sesampainya di atas kami Hidangkan Sarapan Pagi yang sangat luar biasa.





       Setalah puas kami mendokumentasikan Sarapan pagi kami ini. Kami bergegas menuju ke warung tempat kami memarkirkan Motor waktu itu dan bergerak kembali menuju pelabuhan tempat kemaren kami tiba di nusa penida. Namun ketika keluar dari jalan warung tersebut kami melihat ada petunjuk arah bertuliskan “ Rumah Pohon dan “ Pulau Seribu”. Karena mumpung sambil lewat kami menngambil arah menuju rumah pohon. Posisinya masih pagi tidak ada tukang parkir yang biasa harus di bayar 5000 ribu. Namun ada pos tempat pendafatran dan di kenakan biaya sebesar Rp. 15.000 untuk masuk ke dalam lokasi rumah pohon. Cerita punya cerita akhirnya masuklah kami dengan menuruni anak tangga di pinggur tebing curam tapi kali ini ada tali pengangan di di seblah kiri jadi lumayan aman. Sekali lagi kami diberikan SARAPAN PAGI yang luar biasa indahnya walau Cuma di pandang namun membuat perut ini lupa akan laparnya pagi ini karena belum makan apa-apa.




Saat itu hanya ada aku, lautan dan cakrawala. Semua nya berpatisipasi dalam satu tempat yang membuat tempat itu sangat luar biasa indahnya. Karang yang besar dan tebing tebing bagaikan dinding besar di sekeliling ku. Tanpa berlama-lama karena kami harus kembali ke pulau dewata lagi siang ini, segera kami bergegas meninggal tempat yang indah ini. walaupun kaki terasa berat untuk melangkah meninggalkanya namun harus kami tinggalkan tempat ini. Perjalanan lewat sebelah timur ini sedikit berbeda dengan ketika arah barat pertama kami pergi waktu itu. Sebelah timur ini permukiman penduduk lebih banyak di banding sebelag barat, menelusuri jalanan pinggir laut di pagi hari itu memang sangat menyenangkan segala penat dan letih seketika hilang entah kemana.


Sisi timur pantai ini tidak banyak tebing-tebing dan karang-karang raksasa seperti sebelumnya. Pantainya pun banyak di gunakan untuk membudidayakan seperti rumput laut dan lain lain. Jadi akan sulit buat main air di pinggirnya. Tak lama kemudia kami menemukan spot foto yang menarik di pinggir jalan kami ini seperti yang saya dokumentasikan di bawah.




Spot foto dengan Ikon LOVE dan lengakap dengan papan tuisanya gini pasti sangat laris di jadikan tempat untuk berfoto foto ria apalagi cwe khususnya. Lalu tanpa berlama-lama kami melanjutkan perjalanan kami menuju pelabuhan tersebut, lalu tanpa sadar perut mulai terasa lain. Baru teringat kalo pagi ini kami belum makan apa-apa. Sepanjang jalan kami memperhatikan warung yang menjual makanan. Alhasil ketemu pedagang kaki lima dengan gerobak di pinggir kanan jalan. Dengan segera kami berhenti dan bertanya makan apa gerangan yang ibu dan bapak ini jual, Sekali lagi saya harus hati hati memilih makanan. Saya lihat itu seperti sayur-sayuran dan terlihat seperti gado-gado atau ketoprak dan semacamnya. Tanpa berlama-lama saya langsung pesan 2 porsi untuk saya dan yosep. Ternyata luar biasa enaknya WOW.


          Kalo perjalanan seperti ini tidak afdol rasanya kalo kita tidak mencicipi kuliner lokal kaya gini. Cerita punya cerita setelah ketemu dengan seorang bapak yang berprofesi sebagai guru yang memang sering sarapan di situ, beliau menjelaskan ke saya kalo makanan yang seperti gado-gado itu namanya TIPAT SANTOK makanan Khas Bali berisi sayur toge, kacang panjang, bihun dan lontong, tak lupa juga bumbu kacangnya seperti gado gado dan di taburi kacang kedele goreng dan kerupuk kacang (pokoknya serba Kacang). Lalu yang satu lagi Makanan Khas Nusa Penida dan Cuma ada di nusa penida katanya yaitu BUBUR LEDOK berisi bubur dengan jagung, bayam, kacang kedele, abon ikan tongkol dan sedikit sambel. BEuhhh ini Luar biasa enaknya, 1 porsi Tipat Santok dan 1 Porsi Bubur ledok sangan Cukup memenuhi gizi dan Porsi saya. untuk harga tenang aja bro cocok banget buat kantong mahasiswa seperti saya, so AMAN.




         Masyarakat nusa penida ini memang sangat ramah pada kami. pedagang tersebut bertanya tanya kepada kami, Setelah bercerita tentang perjalanan kami kepada si bapak guru dan penjual, mereka kaget tau bahwa kami menginap di pantai atuh karena sebelumnya tidak ada yang pernah nginap disana. Begitu kata beliau, kami pun antara kaget dan bingung juga karena hujan badai malam tadi itu Alhamdulillah tidak terjadi hal hal buruk pada kami. Saat itu jam sudah menunjukan pukul 10.00 pagi dan dengan segera kami berangakat lagi menuju pelabuhan yang tidak begitu jauh dari tempat kami makan tadi. Sesampainya di pelabuhan kami mengembalikan motor yang kami sewa kepada ibu pemilik warung. Sambil menunggu kapal, kami sempatkan ngobrol panjang bersama ibu itu. Warga nusa penida memang sangat ramah. Ibu made panggilanya, beliau bilang nanti kalo ada teman yang kesini hubungi saja ibu yaaa nak, nanti ibu siapkan kendaraan motornya. Sedikit dokumentasi saya bersama ibu made menjelang pulang kembali ke pulau dewata. masyarakat nusa penida sangat ramah 



     Akhirnya Kapal Gangga Exspres yang akan membawa kami kembali ke pelabuhan Tribuana Pulau dewata tiba. Sebenarnya masih ada cerita lagi pada saat kami sampai di pulau dewata. Namun kali ini saya ceritakan tentang di nusa penida dulu. Lain kali saya akan tulis mengenai cerita perjalanan kami di pulau dewata. OK

SEE YOU ON NEXT CHAPTER

10 comments:

  1. Kereeenn tripnya, liburan seru explore nusa penida ��

    ReplyDelete
  2. Bali masih jadi mimpi, masih low budget... 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, harus berburu tiket pesawat murah bg, sy kmaren berdua di bali cuma abis 1jt.

      Delete
  3. Kak keren, informarif buat yg muslim. Cuma sebagai saran dibuat perpart aja kak untuk next. Terlalu panjang.

    ReplyDelete
  4. Nanya-nanya boleh ya bang. Kebetulan mau kesana. Keren banget yaa..

    ReplyDelete
  5. OOOOw billabong Angel tuh di Nusa Penida, pingin banget ke Billabong n Karang yang bolong ituh next time,, Kece Kak!! Superb...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa kaka, bersebelahan dengan broken beach juga :)
      jadi satu lokasi ada dua spot MANTAB

      Delete
  6. Wah...gak sabar jd pgn buru2 ksana. Insya allah bareng bpj awal maret

    ReplyDelete

Pantai Timur Pangandaran

Pantai Timur Pangandaran
Snorklling

Capoeira Brasil Indonesia

Capoeira Brasil Indonesia

Gabung Aja Di Kiri

Gabung Aja Di Kiri

Roda

Roda

Maculele Performance

Maculele Performance