CAPOEIRA, TRAVELLING, STUDY AND LOVE

My LIfe My Adventure

Wednesday, April 30, 2014

Negeri kaya di Jajah Orang lain dan Orang Sendiri







TAHUKAH ANDA JIKA EMAS DI IRIAN DIBAGI RATA RAKYAT INDONESIA ,AKAN KEBAGIAN TIGA TON SETIAP JIWA ???

Negara Terkaya di Dunia Itu Ternyata adalah Indonesia. Banyak sebenarnya yang tidak tahu di manakah negara terkaya di planet bumi ini, ada yang mengatakan Amerika, ada juga yang mengatakan negera-negara di timur tengah. tidak salah sebenarnya, contohnya Amerika. negara super power itu memiliki tingkat kemajuan teknologi yang hanya bisa disaingi segelintir negara, contoh lain lagi adalah negara-negara di timur Tengah.

Rata-rata negara yang tertutup gurun pasir dan cuaca yang menyengat itu mengandung jutaan barrel minyak yang siap untuk diolah. tapi itu semua belum cukup untuk menyamai negara yang satu ini. bahkan Amerika, Negara-negara timur tengah serta Uni Eropa-pun tak mampu menyamainya.

Dan inilah negara terkaya di planet bumi yang luput dari perhatian warga bumi lainya. warga negara ini pastilah bangga jika mereka tahu. tapi sayangnya mereka tidak sadar "berdiri di atas berlian" langsung saja kita lihat profil negaranya.

Wooww… Apa yang terjadi? apakah penulis (saya) salah? tapi dengan tegas saya nyatakan bahwa negara itulah sebagai negara terkaya di dunia. tapi bukankah negara itu sedang dalam kondisi terpuruk? hutang dimana-mana, kemiskinan, korupsi yang meraja lela, kondisi moral bangsa yang kian menurun serta masalah-masalah lain yang sedang menyelimuti negara itu.

Friday, April 11, 2014

Resensi buku : Dibawah bendera Revolusi Pengarang Ir.Soekarno




Siapa yang  tidak kenal pemimpin kharismatik sekaliber Ir. Soekarno, selain memukau dengan pidatonya yang mampu membakar dada rakyat Indonesia, beliau juga aktif dalam perjuangan melalui media tulisan banyak berbagai pemikiran beliau yang dituangkan ke berbagai tulisan yang menunjukan seluruh media apapun digunakan beliau sebagai alat perjuangannya.

Diantara buku yang paling monumental Soekarno adalah buku “Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I “ di mana isinya adalah kumpulan dari butir-butir gagasan beliau terhadap Indonesia yang dicita-citakan, serta ada beberapa pidato kenegaraan dari sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, diantaranya ada tulisan Islam sontoloyo, menuju Indonesia merdeka, marhaen dan marhaeni, genghis khan maha imprealis asia dan sebagainya.

Yang menarik dari salah satu judul dalam buku tersebut adalah di mana Ir Soekarno dalam tulisan Islam Sontoloya, mengkritik habis-habisan terhadap islam yang cenderung tidak didasarkan kepada ajaran Islam yang sejati, akan tetapi sudah terjadi sinkritisme antara ajaran Islam dengan kebudayaan pribumi sisa-sisa pemikiran animisme, dinamisme, hindu dan budha, sehingga melahirkan islam-islam kejawen yang cenderung kolot yang menjadi dasar mengapa umat islam tertinggal dalam segi sains, teknologi dan sebagainya.

Beliau mencontohkan bahwa ada perdebatan yang sengit antara ulama mengenai halal tidaknya transfusi darah antara orang yang beragama islam dan non islam, ada beberapa ulama menganggap  itu haram, karena tidak boleh disatukan antara darah muslim yang suci dengan darah orang-orang kafir. Ada pula yang beliau bercerita mengenai anaknya dijilat anjing, si anak bingung karena menurut ajaran agama umum harus di basuh dengan tanah hingga tujuh kali, dengan enteng, soekarno menjawab yang  intinya “cuci saja dengan sabun, dahulu di zaman nabi belum ada sabun, makanya memakai tanah”.

Juga dalam pledoinya ”Mencapai Indonesia Merdeka”, ia menggambarkan mengenai praktik imprealisme dan kolonialisme yang dilakukan oleh seluruh dunia terhadap Indonesia, bukan hanya Belanda, akan tetapi dikatakannya seluruh dunia telah mencicipi kekayaan negri ini dengan mengorbankan nilai kemanusiaan dan nyawa manusia, untuk membuat makmur negri penjajah. Serta keinginan merdeka yang tidak bisa ditawar lagi dan yang menarik adalah beliau meramalkan “ ketika ditengah-tengah peperangan asia timur raya akan ku merdekakan bangsaku, dan anehnya kemerdekaan Indonesia 17  agustus 1945 memang perang asia timur raya sedang berkecamuk, padahal tulisan itu dibuat pada tahun 1930-an.

Kelebihan buku Di bawah bendera revolusi, dari segi pemilihan kata sangat mudah dicerna, karena hampir setiap karangan beliau adalah berupa percakapan antar penulis dan pembaca atau menggunakan bahasa percakapan yang ditulis, sehingga penekanan-penekanannya dapat langsung dirasakan oleh penulis dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh berbagai kalangan. Serta memiliki pemikiran-pemikiran yang masih mampu dijadikan pijakan dasar untuk melihat Indonesia di masa lalu maupun masa kini, agar menjadi tata buku masa lalu untuk menyusun tata buku masa depan.

Kekurangan buku, masih menggunakan istilah asing yang sulit untuk dimengerti masyarakat umum serta tidak sesuai dengan sistematik buku pada umumnya, karena berupa kumpulan dari berbagai tulisan yang disatukan berdasarkan judul bukan berdasarkan bab yang terdiri dari pendahuluan hingga kesimpulan dan saran, sehingga pembaca harus betul-betul cermat dan teliti dalam mengkaitkan benang merah antara satu tulisan dengan tulisan yang lain. Serta kelangkaan buku dipasaran ditambah harga yang tidak murah juga faktor selainnya, karena buku ini bertujuan menggugah kesadaran berbangsa Indonesia bukan untuk komersialisasi.

Secara umum buku ini adalah salah satu buku nasional yang wajib di baca, karena berbagai macam manfaat dan kelebihannya serta juga kita dapat melihat dan meninjau kembali gagasan-gagasan beliau yang mungkin masih relevan dalam menghadapi tantangan di zaman sekarang ini, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya khususnya pemikiran tokoh-tokoh yang bersejarah seperti si penyambung lidah rakyat sang panglima besar revolusi Indonesia Ir.Soekarno, marilah kita melihat hikmah yang ditawarkan beliau bukan bergumul sekedar membahas kekurangan dan ketidaksempurnaan beliau setidaknya tak dapat dipungkiri Soekarno adalah salah satu anak terbaik bangsa ini. 

Sumber : fajar iman hasanie

Wednesday, April 9, 2014

Kekecewaan Bung Hatta

" Bagi saya yang lama bertengkar dengan Soekarno tentang bentuk dan susunan pemerintahan yang efisien, ada baiknya diberikan fair chance dalam waktu yang layak kepada presiden soekarno untuk mengalami sendiri, apakah sistemnya itu akan menjadi suatu sukses atau suatu kegagalan."  -Bung Hatta

setelah 4 tahun Mohammad Hatta Mundur dari Wakil Presiden, Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden dengan era demokrasi Terpimpin pada 5 juli 1959. 1 tahun setelah itu, Mohammad Hatta mengeluarkan Artikel dengan Judul " Demokrasi Kita " dalam majalah panji masyarakat. Artikel itu mengkritik presiden Soekarno karena membentuk kabinet padahal masih dalam sistem parlementer yang dipimpin perdana menteri sesuai UUDS 1950, presiden Soekarno membubarkan badan konstituante yang dipilih rakyat sebelum UUD baru selesai. Presiden Sekarno dianggap mengeluarkan kudeta karena sebagai kepala pemerintahan membubarkan DPR dan menyusun DPR baru yang anggotanya ditunjuk sendiri. sementara itu tentara tidak dinilai profesional karena dilibatkan dalam urusan diluar pertahanan eksternal.

8 akumulasi kekecewaan Bung Hatta :
1. Sistem pemerintahan menjadi ultra-demokratis karena sistem presidensil (UUD 1945) diganti sistem parlementer (UUDS 1950) seperti di Eropa Barat.
2. Dwitunggal Sokarno-Hatta hanya menjadi simbol negara belaka & tak efektif mengontrol jalannya pemerintahan yang dikendalikan perdana menteri.
3. Menteri-menteri bertindak sendiri-sendiri demi kepentingan partai.
4. Pegawai & jabatan-jabatan publik dipenuhi orang partai, bukan kalangan profesional.
5. Pembangunan tidak berjalan karena konflik politik antar-golongan yang tak berkesudahan.
6. Otonomi daerah dengan kewenangan mengurus keuangan sendiri, tak kunjung dilaksanakan & menimbulkan pergolakan di daerah.
7. Partai komunis Indonesia (PKI) terlalu diuntungkan.
8. Tidak setuju dengan demokrasi terpimpin yang digagas Bung Karno

“panji masyarakat dilarang terbit dan keluar pula larangan membaca, menyiarkan, bahkan menyimpan buku itu. Satu pikiran yang brilian dari salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dilarang keras membaca, dan diancam hukuman barang siapa terdapat menyimpannya.”

(Buya Hamka, 1 juni 1966).




Pantai Timur Pangandaran

Pantai Timur Pangandaran
Snorklling

Capoeira Brasil Indonesia

Capoeira Brasil Indonesia

Gabung Aja Di Kiri

Gabung Aja Di Kiri

Roda

Roda

Maculele Performance

Maculele Performance